Presidensi G20 Indonesia Tekankan Urgensi Kerangka Kecukupan Modal untuk Meningkatkan Peran dan Kapasitas MDB

ONLINE.SUARAMANADO : Jakarta, 12/10/2022 Kemenkeu – Presidensi G20 Indonesia dan Center for Global Development menyelenggarakan konferensi bersama bertemakan “Peningkatan Peran dan Kapasitas Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks/MDB) dalam Pembiayaan Pembangunan” pada 11 Oktober, 2022, di Washington DC. Konferensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pembahasan laporan Tinjauan Independen Kerangka Kecukupan Modal (Capital Adequacy Framework/CAF) dari MDB (Independent Review of Multilateral Development Banks’ Capital Adequacy Framework).

Pada kesempatan tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keynote speech atas nama Presidensi G20. “Kami percaya bahwa Kerangka Kecukupan Modal adalah solusi tepat yang dapat membantu mengoptimalkan neraca MDB, baik dalam pembahasan terkait risk appetite, creative financing ataupun pemanfaatan lebih banyak callable capital, semuanya memiliki potensi untuk dieksplorasi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pembebasan modal di neraca MDB yang dapat menyediakan pembiayaan tambahan hingga USD500 miliar tentu saja merupakan solusi yang cukup menjanjikan dalam situasi saat ini. Kami berharap bahwa rekomendasi-rekomendasi ini akan dibahas sebab juga akan menjadi masukan yang sangat penting bagi Presidensi G20 Indonesia, dan yang pasti ini akan dikomunikasikan dan diadopsi oleh Presidensi G20 India tahun depan,” ujar Sri Mulyani.

Presidensi G20 Indonesia memprioritaskan agar tiap perwakilan negara dan kelompok dapat menyuarakan pandangannya masing-masing sehingga semangat “pulih bersama, pulih lebih kuat” pun menjadi semakin relevan. Kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif yang cepat diperlukan untuk mempertahankan tujuan pembangunan global, melindungi mata pencaharian masyarakat yang terancam dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Disini MDB memainkan peran penting dalam upaya tersebut, tidak hanya melalui pembiayaan yang lebih banyak tetapi juga untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembangunan.

Sepanjang tahun 2022, dunia tengah mengalami peningkatan volatilitas pasar yang membawa ancaman besar terhadap stabilitas pasar keuangan dan kesinambungan fiskal. Risiko-risiko ini sangat berpengaruh terhadap negara-negara yang termasuk Emerging and Developing Economies (EMDEs). Tekanan kepada anggaran negara telah meningkat secara substansial di sebagian besar EMDE dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi pandemi Covid-19, melindungi kehidupan dan penghidupan kelompok masyarakat yang rentan, dan memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi. Akibatnya, negara yang memiliki nilai utang yang sudah tinggi akan menghadapi tekanan anggaran yang semakin meningkat dengan melonjaknya cost of fund seiring dengan meningkatnya arus keluar modal dan depresiasi mata uang lokal.

Selain itu, Prospek ekonomi dunia yang suram dan risiko yang meningkat telah dikonfirmasi oleh World Economic Outlook dari IMF dengan sepertiga dari ekonomi global diproyeksikan untuk terkontraksi baik tahun ini atau tahun depan. Ketergantungan negara-negara ini pada dukungan MDB menjadi semakin penting terutama karena ketidakpastian dan volatilitas global terus berlanjut. Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya MDB semakin mendesak

SUMBER : kemenkeu.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *