Ibadah Minggu Pagi GMIM Tasik Genasareth 17/03/2024 Khadim Pdt. Youne R. Pangerapan M.Th

Pembacaan Alkitab : Lukas 22:47-53
Tema : Sangkamu Aku Ini Penyamun

Injil Lukas yang ditulis oleh Lukas, seorang tabib atau dokter ditujukan kepada Teofilus (Luk.1:1) untuk menyakinkan, menguatkan dan meneguhkan imamnya dan iman jemaat agar hanya percaya kepada Yesus Kristus dalam menghadapi tantangan, tekanan dari pemerintahan Romawi.
Lukas 22:47-53 memberitakan tentang penangkapan Yesus. Penangkapan Yesus terjadi pada waktu malam. Ketika Yesus berada di taman Getsemani, Yesus berdoa : Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi (Luk.22:39-42). Sebagai manusia Yesus rasanya tak sanggup menerima cawan penderitaan itu, tapi Dia lebih taat pada kehendak dan rencana Bapa dari pada kehendakNya sendiri.

Ketika Yesus sedang berbicara, datanglah serombongan orang; di dalamnya ada imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi, Yudas berjalan di depan, sebagai tanda dia yang memimpin rombangan itu, mereka datang untuk menangkap Yesus (ay.47a,52a). Proses penangkapan ini telah direncanakan, dirundingkan dengan matang (Mat.26:3,4) dan telah disepakati akan diberi tanda oleh Yudas, “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia” (Mat.26:48b,Mrk.14:45b). Ketika berjumpa dengan Yesus, Yudas mendekati dan menciumNya, Yesus berkata : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?” (ay.47b,48). Ciuman (cipika,cipiki) yang biasa merupakan tanda
hormat, tanda persahabatan, tanda kasih sayang, kini berubah menjadi tanda kejahatan, tanda kemunafikan dan pengkhianatan yang dilakukan Yudas kepada Yesus.

Ketika mereka akan menangkap Yesus sesuai tanda yang diberitahukan oleh Yudas, Para murid yang bersama dengan Yesus bereaksi ingin membela Yesus dengan mengatakan : “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang? (ay.49). Para murid yang lain tidak mau seperti Yudas yang
mengkhianati Yesus, mereka mau membela Yesus dan melawan, menyerang orang-orang yang akan menangkap Yesus, tapi mereka menghormati Yesus, tetap menunggu komando dari Yesus, apakah boleh menyerang atau tidak. Namun seorang di antara mereka tidak sabar, tidak dapat menahan emosi yaitu Simon Petrus, ia menyerang hamba Imam Besar Malkhus sehingga putus telinga kanannya (ay.50, Yoh.18:10).

Tapi Yesus tidak mengizinkan kekerasan diselesaikan dengan kekerasan, karena itu Yesus katakan : Sudahlah itu, hentikan itu. Yesus ajarkan bahwa kekerasan, kejahatan harus diselesaikan dengan kasih, IA menjamah dan menyembuhkan telinga orang itu (ay.51). Ditengah keadaan seperti itu Yesus masih melakukan pelayanan kasih menyembuhkan kepada orang yang menangkap dan akan membunuh Yesus.
Dan Yesus berkata kepada orang-orang yang menangkapNya : Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? (ay.52). Ini teguran Yesus kepada Imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi bahwa Yesus bukan penyamun, bukan perampok sehingga untuk menangkap, harus melibat rombongan orang banyak dengan menggunakan senjata, rupanya ada ketakutan untuk menangkap Yesus. Yesus menyatakan bahwa mereka telah mengenalNya dan telah tahu pelayananNya, sebab tiap-tiap hari Yesus ada di tengah-tengah mereka, ada di dalam Bait Allah. Tetapi semua harus terjadi, inilah saatnya, inilah kuasa kegelapan itu. Yesus harus menyerahkan diri ditangkap dengan menggunakan kuasa kegelapan yang dilakukan oleh Yudas, semua harus dijalani oleh Yesus sebagai wujud ketaatan melakukan rencana, kehendak Bapa untuk menyelamatkan dunia.

Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita :
Pertama : Yesus ditangkap ketika diberikan tanda dengan ciuman. Ciuman adalah tanda kedekatan, keakraban, persahabatan, kekeluargaan, juga tanda hormat dan tanda kasih sayang dimanipulasi oleh Yudas menjadi tanda kemunafikan, tanda pengkhianatan dan tanda untuk siap beraksi melakukan kejahatan. Hal ini menjadi tanda awas dan peringatan tegas kepada kita agar jangan melakukan seperti yang dilakukan oleh Yudas. Jangan demi mendapatkan sesuatu, demi kepentingan pribadi kawan dijadikan lawan untuk dihabisi.

Kedua : Ditengah tantangan, tekanan, ancaman dan kekerasan, Yesus mengajarkan agar jangan menyelesaikan kekerasan dengan kekerasan, hentikan segala kekerasan, sarungkan pedangmu, barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang (Mat.26:52, Yoh.18:11), kekerasan
tidak dapat diselesaikan dengan kekerasan melainkan hanya dapat diselesaikan oleh kasih.

Ketiga : Tema khotbah ini Sangkamu Aku ini penyamun, atau perampok, pencuri. Kita diingatkan agar jangan berprangka buruk, jangan berprasangka jahat kepada orang lain, kepada kelompok lain, kepada greja, agama keyakinan yang lain sebelum mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Jangan cepat mengambil kesimpulan yang salah dan akhirnya menjelekkan, memfitnah dan mempersalahkan yang lain. Menganggap diri paling benar dan yang lain salah, sehingga menekan, menindas dan menghakimi yang belum tentu salah. Hal seperti ini akan merusak hubungan antar sesama dan merugikan kita semua, karena itu hendaklah kita saling menghargai, saling menghormati dan saling mengasihi satu dengan yang lain dan terutama menghargai, menghormati dan mengasihi Tuhan.
(Vence Caroles)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *