SUARAMANADO, Jakarta: Di tengah semakin berkembangnya industri kuliner mancanegara, satu nama dari Indonesia berhasil mencuri perhatian dunia adalah Sour Sally, sebuah jenama frozen yogurt yang lahir di tanah air ini telah menorehkan prestasi gemilang dengan ekspansinya ke pasar internasional. Langkah terbaru yang diambilnya, melalui penandatanganan perjanjian waralaba utama di Filipina, menegaskan bahwa produk kuliner Indonesia memiliki daya saing global.
Dalam acara “Indonesia Go Global” yang berlangsung di IDN HQ, Jakarta, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, turut hadir dan menyaksikan langsung momen penting ini. Menekraf Riefky mengungkapkan kebanggaannya terhadap pencapaian Sour Sally yang telah berhasil membawa produk lokal ke pasar dunia dengan pembukaan puluhan outlet di Filipina.
Strategi Sukses Sour Sally dalam Ekspansi Global
Sour Sally bukan pemain baru dalam ranah bisnis global. Sebelum menandatangani kerja sama dengan mitra Filipina, brand ini telah mengukuhkan kehadiran 15 outlet di Uni Emirat Arab dan 15 outlet di Saudi Arabia dengan investasi senilai 1 juta dolar AS. Keberhasilan di Timur Tengah ini tak lepas dari strategi cermat yang dijalankan, termasuk memperoleh sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), yang menjadi faktor penting dalam menembus pasar negara dengan mayoritas populasi Muslim.
Founder Sour Sally, Donny Pramono, juga mengungkapkan bahwa dukungan dari pemerintah, khususnya Kementerian Ekonomi Kreatif, sangat berperan dalam kesuksesan ekspansi mereka. “Dukungan penuh dari Pemerintah, khususnya Kementerian Ekonomi Kreatif, sangat berperan dalam kesuksesan Sour Sally di pasar global. Kami berharap pemerintah terus memberikan dukungan dalam hal pengetahuan dan sertifikasi untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi produk kuliner Indonesia,” ungkap Donny.
Gastrodiplomasi: Kunci Keberhasilan Kuliner Indonesia
Ekspansi Sour Sally bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang bagaimana kuliner bisa menjadi alat diplomasi. Konsep gastrodiplomasi, di mana makanan digunakan sebagai medium untuk mempererat hubungan antarnegara, semakin terbukti efektif dalam memperkenalkan Indonesia ke kancah global. Menekraf Riefky menegaskan bahwa kesuksesan Sour Sally adalah contoh nyata bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. “Kami yakin pelaku ekonomi kreatif Indonesia mampu bersaing di kancah global dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, serta mencapai target 8 persen pertumbuhan ekonomi nasional,” tambahnya.
Ketua HIPMI Culinary Indonesia (HCI), Cikhita Virginia Sebayang, turut memberikan apresiasinya terhadap pencapaian Sour Sally. Menurutnya, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa industri kuliner Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. “Kita harus meningkatkan ekspansi bisnis ke luar negeri dan memastikan industri F&B mendapat dukungan untuk bersaing di kancah internasional,” ujar Cikhita.
Peluang Besar Pasar Halal Global
Selain Filipina dan Timur Tengah, peluang ekspansi produk halal asal Indonesia masih terbuka luas. Sekretaris Utama BPJPH, Muhammad Aqil Irham, menyoroti besarnya potensi industri makanan halal global yang mencapai 3 triliun dolar AS. “Indonesia baru mendapat bagian 13,38 miliar dolar AS dari pasar halal dunia. Jadi, kuenya masih besar untuk Indonesia bisa ekspor produk halalnya ke negara anggota OKI,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa selain Sour Sally, produk kuliner Indonesia masih memiliki kesempatan besar untuk masuk ke ceruk pasar global. Selain itu, sertifikasi Halal juga akan membantu banyak dalam penetrasi pasar dengan negara mayoritas muslim. Sebab, Halal bukan hanya melulu standar soal agama, tetapi juga mengenai standar pelayanan, standar pemasaran, dan juga perdagangan. Pada akhirnya, kolaborasi memiliki peran kunci dalam hal ini. Layaknya Sour Sally yang berkolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif, mitra internasional, HIPMI Culinary Indonesia, dan BPJPH.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan industri kreatif dan kuliner, termasuk Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari; Managing Director PT. Merek Lokal Mendunia, William Lee; serta Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Zulfiani Lubis.
Masa Depan Kuliner Indonesia di Panggung Dunia
Keberhasilan Sour Sally tidak hanya menjadi pencapaian bagi brand tersebut, tetapi juga membuka jalan bagi banyak pelaku usaha kuliner Indonesia lainnya. Dengan inovasi, strategi branding yang kuat, serta dukungan dari berbagai pihak, industri kuliner Indonesia berpotensi semakin dikenal di tingkat global.
Gastrodiplomasi bukan lagi sekadar konsep, melainkan strategi nyata yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Dengan lebih banyak brand lokal yang berani merambah pasar dunia, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kuliner Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan utama di industri makanan dan minuman global.
Kuliner asli Indonesia apa yang menurut kamu bakal disukai masyarakat global?
Sumber: ekraf.go.id