Menlu ajak Negara-Negara Suarakan Paradigma Baru Kerja Sama Internasional

SUARAMANADO, New York : “Dunia saat ini diwarnai dengan rasa saling tidak percaya dan rivalitas. Karenya, GNB harus bersatu dan membentuk paradigma baru untuk menjawab situasi tersebut,” disampaikan Menlu Retno pada Pertemuan Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok, di New York, (21/09/22). ​

Menlu Retno lebih lanjut menyampaikan bahwa situasi keamanan global saat ini serupa dengan situasi dunia pada tahun 1961, tahun GNB dibentuk. Mengutip pandangan Bung Karno pada 1961, Menlu menyampaikan “politik berbasis kekuatan dan persenjataan hanya akan berakhir di medan perang”.

Guna mencegah terjadinya konflik dan peperangan, Menlu Retno menggugah negaranegara GNB untuk menyuarakan tiga paradigma baru:

Pertama, kepercayaan strategis perlu dikedepankan.

Kedua, kedaulatan dan integritas teritorial harus dijunjung tinggi.

Ketiga, penyelesaian damai konflik harus terus didahulukan.

Menutup pernyataannya, Menlu Retno menggarisbawahi peran Dasasila Bandung sebagai pedoman guna memastikan bahwa seluruh negara menanggung beban yang sama dan kerja sama multilateral terus dikedepankan.

Pertemuan GNB dilaksanakan di sela-sela Sidang ke-77 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Indonesia adalah salah satu pelopor berdirinya GNB, yang mengambil inspirasi dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Saat ini GNB diketuai oleh Azerbaijan. Ketua selanjutnya adalah Uganda, yang akan memulai keketuaannya pada tahun 2023.

Sumber : kemlu.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *