SUARAMANADO, Batam : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengumpulkan 6,494 Ton sampah plastik pada kegiatan patroli pengawasan pencegahan pencemaran dan kerusakan laut secara serentak di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal PSDKP, Laksamana Muda TNI Dr, Adin Nurawaluddin, M.Han mengatakan bahwa gerakan serentak yang dilakukan di 14 Unit Pelaksana Teknis (UPT) PSDKP dipusatkan di Perairan dan Pantai Nongsa, Batam, Kamis (07/09) dengan mengerahkan Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan Hiu 17 dan tiga kapal Unit Reaksi Cepat (URC) milik Pangkalan PSKDP Batam.
“Dalam patroli pengawasan pencemaran sampah plastik di laut ini Ditjen PSDKP mengerahkan kapal pengawas untuk melakukan pemeriksaan sarana penanggulangan pencemaran di kapal perikanan dan pengambilan sampah plastik di laut,” kata Adin.
Selain melakukan pengambilan sampah plastik di laut, juga diiringi dengan penempelan stiker larangan buang sampah di laut dan pemasangan papan larangan untuk tidak membuang sampah di laut dalam rangka penyadartahuan bagi masyarakat pesisir dan nelayan oleh Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Keluatan dan Perikanan, Ibu Ernawati Trenggono.
“Setelah secara simbolis dilakukan oleh Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Keluatan dan Perikanan, pemasangan stiker larangan buang sampah plastik di laut kemudian dilaksanakan secara serentak oleh seluruh jajaran Ditjen PSKDP dengan total 847 kapal perikanan dipasang stiker dan untuk papan larangan kami pasang di 44 titik lokasi di seluruh Indonesia,” papar Adin.
Penasihat DWP Kementerian Kelautan, Ibu Ernawati Trenggono yang turun langsung dalam patroli, menyampaikan betapa pentingnya menjaga kelestarian laut dan pantai dimulai dari hal terkecil yakni tidak membuang sampah plastik ke laut dan sekitar pantai.
“Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan pantai dan perairan, akan membawa dampak positif bagi seluruh masyarakat nelayan. Mulai dari kualitas hidup yang meningkat dengan hasil laut yang melimpah dan lingkungan pesisir yang indah dan nyaman untuk dihuni,” ujar Bu Trenggono.
Ernawati Trenggono pun berharap agar patroli yang merupakan salah satu implementasi program prioritas ekonomi biru yaitu Bulan Cinta Laut ini tidak hanya sekedar seremonial saja, tetapi juga bisa menjadi budaya baru bagi masyarakat sekitar pesisir yang menjadikan laut sebagai sumber kehidupannya.
“Mengingat sampah plastik merupakan sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai, saya berharap agar gerakan ini menjadi pemicu kesadaran masyarakat pesisir untuk bersama-sama peduli dan mendukung kebijakan ekonomi biru KKP dengan tidak membuang sampah ke laut,” harap Erna.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah mencanangkan 5 program prioritas implementasi ekonomi biru, terdiri dari memperluas kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pengembangan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau bulan cinta laut.
Sumber : kkp.go.id