SUARAMANADO, Jakarta : Menyokong pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah terus fokus dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan berbagai negara. Dengan menjadi Presidensi G20 tahun ini, Indonesia memiliki kesempatan yang besar dalam menentukan arah perekonomian dunia maupun dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam negeri, guna memperkuat fondasi perekonomian Indonesia.
Dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Jerman Y.M. Frank-Walter Steinmeier ke Indonesia, Kamis (16/06), dilakukan pertemuan Roundtable Business Meeting Indonesia – Jerman yang diselenggarakan di Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 Jakarta. Bagi perusahaan Jerman, Indonesia merupakan negara yang tepat untuk peningkatan kerjasama ekonomi di bidang digitalisasi, infrastruktur energi hijau, dan keberlanjutan.
Saat memberikan sambutan dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tahun ini merupakan tahun yang istimewa bagi hubungan bilateral Indonesia dan Jerman yang telah mencapai 70 tahun serta kemitraan strategis yang juga telah terjalin dengan erat selama 10 tahun.
Selain itu, pada tahun ini kedua negara juga mengemban Presidensi pada dua forum strategis global, yaitu Indonesia sebagai Presidensi G20 dan Jerman pada Presidensi G7. “Kolaborasi dan sinergi yang erat antara kedua negara merupakan kunci dalam penyelesaian berbagai isu dan tantangan global, termasuk dalam proses pemulihan ekonomi global pasca pandemi dan penanganan disrupsi geoekonomi akibat dari krisis di Ukraina,” tegas Menko Airlangga.
Roundtable Business Meeting dihadiri oleh sejumlah perusahaan terkemuka termasuk KADIN, APINDO dan asosiasi industri, baik dari Indonesia maupun Jerman. Delegasi Bisnis Jerman terdiri dari CEO dan Perwakilan Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, kosmetik, infrastruktur, pelabuhan, alat kesehatan, teknologi informasi, serta perdagangan dan konsultan hukum.
Diskusi antar pelaku bisnis mengerucut pada tiga isu kunci yang merefleksikan potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jerman, yaitu di bidang digitalisasi, infrastruktur, dan keberlanjutan. Perwakilan bisnis kedua negara juga sepakat untuk terus menggali potensi dan mendorong kemitraan pada tiga bidang tersebut.
Presiden Steinmeier juga menyambut baik kolaborasi yang dibangun antara Indonesia dan Jerman. “Di tengah-tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik global, Jerman mengharapkan Indonesia sebagai mitra strategis guna menyelesaikan berbagai tantangan global,” tutur Presiden Steinmeier.
Setelah pertemuan, Presiden Steinmeier bersama Menko Airlangga dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi exhibition booth yang menampilkan inovasi industri perusahaan kedua negara.
Sebelumnya, sejumlah pejabat senior Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, menerima Delegasi Bisnis Jerman yang dipimpin oleh State Secretary Kementerian Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman, Anja Hajduk.
“Sebagai Presidensi G20 dan G7, diharapkan Indonesia dan Jerman dapat menjadi mitra dalam mengatasi perubahan iklim dan mempercepat transisi energi,” ujar Secretary Anja.
Dalam kesempatan tersebut, Secretary Anja juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan Hannover Messe tahun lalu telah diselenggarakan dengan sukses dan diharapkan bisa terus berlanjut ke depannya. Jerman juga menyambut baik Indonesia yang kembali menjadi Official Partner Country pada Hannover Messe 2023.
Lebih lanjut, kedua pihak sepakat untuk mendorong pembentukan platform mekanisme bilateral di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi atau Joint Economic and Investment Committee Indonesia – Jerman dalam mendukung upaya peningkatan kerja sama di bidang tersebut.
Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede juga memberikan gambaran strategi kebijakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Pemulihan ekonomi nasional Indonesia dilakukan dengan proses transformasi ekonomi dan didukung dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja untuk menyederhanakan birokrasi dan menciptakan nilai tambah bagi komoditas ekspor.
Dalam kegiatan ini, Indonesia juga menawarkan beberapa sektor potensial yang bisa dikerjasamakan dengan perusahaan Jerman antara lain kerja sama dengan skema Pubic Private Partnership (PPP) untuk proyek-proyek dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti di sektor infrastruktur berupa jalan tol, water supply, listrik, waste to energy, serta tak terkecuali di sektor kesehatan.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional menerima Delegasi Bisnis Jerman bersama Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi, Tim Asistensi Menko Perekonomian, dan sejumlah Staf Khusus Menko Perekonomian.
Sumber : ekon.go.id