ONLINE.SUARAMANADO : KEMENKO PMK – Menko PMK Muhadjir Effendy menghadiri wisuda di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dalam keharuan pada Minggu (25/9/2022). Wisuda ke-41 di Kartini Ballroom tersebut berlangsung dalam suasana berkabung. Karena, digelar sepekan setelah wafatnya Rektor UMG Dr Eko Budi Leksono ST MT. Sang rektor wafat mendadak pada Minggu (18/9) lalu, saat bermain bulu tangkis.
Eko digantikan oleh Nadhirotul Laily SPsi MPsi yang dilantik pada Sabtu 24 September, sehari sebelum wisuda akbar itu. Sosok yang sedang menempuh studi S3 di Malaysia ini dilantik dalam suasana penuh isak tangis. Sebelumnya, Laily menjabat sebagai wakil rektor, dekan Fakultas Psikologi dan Dekan Fakultas Hukum.
“Saya berada di sini memenuhi undangan almarhum Pak Eko Budi Leksono,” kata Muhadjir mengawali sambutan di hadapan 501 wisudawan itu. Beliau sebelum wafat, lanjutnya, meminta Menko PMK hadir ke UMG. Dan undangan itu dipenuhi, meskipun kedahuluan Eko berpulang. Muhadjir menceritakan sering bertemu dan berkomunikasi dengan Eko. Eko dikenang sebagai pribadi yang baik dan penuh semangat dalam memajukan UMG.
Wisuda itu dihadiri Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, anggota DPR Prof Zainuddin Maliki, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad, Ketua Badan Pembina Harian UMG Prof Biyanto dan para undangan lain yang memenuhi ballroom itu.
Muhadjir mengingatkan, wisuda bukanlah akhir dari proses pendidikan. “Wisuda bukanlah segala-galanya dalam konteks belajar sepanjang hayat (long-life education),” kata mantan Mendikbud ini sembari menambahkan, bahwa manusia adalah mahluk pembelajar yang tidak pernah mengenal kata berhenti.
Wisudawan diminta menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan bermanfaat bagi masyarakat melalui ilmu yang telah dipelajari di UMG. Dan tak lupa mensyukuri pencapaian hidup. “Penting untuk menjadi pribadi yang inovatif, menciptakan lapangan kerja, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain,” kata Muhadjir.
Menko PMK meminta perhatian soal tingginya angka pengangguran di Gresik. Kota industri ini, menurut keterangan Wabup Aminatun, mencatat angka pengangguran 8,3 persen, lebih tinggi daripada rata-rata nasional 5,83 persen.
“Seharusnya di sini lahir alumni yang bisa memanfaatkan ekosistem Kota Gresik sebagai seorang wirausahawan, pekerja mandiri. Sehingga bisa ikut serta meningkatkan kapasitas lapangan kerja di Gresik yang angka penganggurannya masih cukup tinggi,” ujar Muhadjir Effendy.
*Buka Peluang di Era Disrupsi*
Muhadjir juga mengigatkan di era disrupsi ini, banyak pekerjaan yang digantikan oleh automation. Mengutip data McKinsey, sebanyak 23 juta lapangan kerja akan digantikan automation hingga 2030. “Contohnya, petugas pintu tol. Mereka kini digantikan mesin otomatis,” kata Muhadjir.
Meski begitu, era disrupsi ini juga menciptakan banyak peluang pekerjaan baru. Muhadjir mencontohkan, lulusan fakultas hukum dulu selalu ingin jadi hakim atau jaksa. Kini, muncul banyak peluang menjadi bagian legal perusahaan atau bahkan perorangan. “Dulu, waktu saya kecil tak terbayangkan artis menyewa pengacara untuk menyelesaikan persoalan,” kata menteri alumnus IKIP Malang itu.
“Tidak usah khawatir dengan disrupsi hilangnya banyak pekerjaan. Yang terpenting bagaimana alumni Universitas Muhammadiyah Gresik ini kreatif, create job. Baik itu untuk dirinya sendiri maupun membuka lapangan kerja untuk orang lain,” ujar Menko PMK.
Menko PMK juga berpesan kepada lulusan UMG untuk menanamkan tiga nilai penting, yakni: integritas, kerja keras, dan gotong royong. Nilai Integritas berkaitan dengan kejujuran dan amanah, menurutnya nilai ini penting agar bisa dipercayai oleh semua orang. “Tidak ada orang yang terpercaya yang tidak berhasil,” tegas menteri senior ini.
Kemudian, nilai kerja keras juga penting dalam menciptakan peluang pekerjaan. Tanpa kerja keras maka peluang pekerjaan tidak bsia didapat. Kemudian ke tiga, nilai gotong royong, yang sangat penting dalam urusan bekerja sama dan kooperasi dengan berbagai pihak.
Dengan menanamkan tiga nilai itu, Muhadjir berharap, para lulusan UMG di masa puncak bonus demografi Indonesia tahun 2045 menjadi SDM yang telah mencapai puncak karir dan puncak prestasi. Bahkan mendoakan, agar ada yang jadi menteri dan Menko PMK.
“Tiga nilai ini saya harap kalian pegang betul untuk menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul dan produktif di tahun 2045. Berhasil tidaknya Indonesia menjadi negara maju pada 2045 akan termasuk tergantung pada apakah kalian alumni Universitas Muhammadiyah Gresik menyiapkandiri dengan baik,” tegasnya.
SUMBER : kemenkopmk.go.id