SUARAMANADO, Jakarta : Dalam upaya percepatan penurunan stunting dan pencapaian target 14 % tahun 2024, organisasi keagamaan dan pendidikan keagamaan mempunyai peran yang sangat strategis . Pendekatan tokoh agama seperti Ulama, Pendeta, Pastor sebagai advocator, educator dan penggerak dimasyarakat untuk percepatan penurunan stunting, selain itu Peran dan dukungan Sekolah Keagamaan untuk meningkatkan Konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri dan Penjangkauan dan edukasi ke kelompok sasaran yakni remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan balita melalui organisasi keagamaan yang ada seperti Majelis ulama, Muhammadyah, , komunitas Hindu, Aisyah-NU, KWI, PGI, Komunitas Budha dan lainnya . oleh karena itu diharapkan dukungan dari Kementerian Agama melalui Bimas Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Budha, dan Bimas Hindu
Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa pada saat menjadi narasumber dalam pertemuan Koordinasi Penyusunan Program Prioritas Bidang Pendidikan – kementerian Agama pada 8 Agustus 2023 di Hotel Orchardz Industri, Jakarta. Hadir dalam Rapat tersebut perwakilan dari Bimas islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Budha, Bimas Hindu dan Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren
Selanjutnya Jelsi menyampaikan bahwa “Organisasi dan perguruan tinggi keagamaan dapat mendukung upaya percepatan penurunan stunting melalui peningkatan capaian indikator intervensi spesifik dan sensitif yang masih belum tercapai diantaranya : konsumsi tablet tambah darah oleh remaja putri, pemberian ASI eksklusif, dan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-23 bulan” pungkasnya.
Jelsi menyampaikan bahwa Organisasi dan perguruan tinggi keagamaan merupakan potensi yang besar karena mempunyai massa yang banyak dan sampai tingkat desa.keluarahan dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting melalui upaya perubahan perilaku. Mengetahui potensi tersebut, Kemenko PMK mendorong Kementerian Agama untuk melakukan penggerakan organisasi keagamaan dalam upaya percepatan penurunan stunting melalui kegiatan ibadah secara rutin dengan sasaran intervensi pada kelompok remaja putri, ibu hamil dan balita.
Hadir Staf Khusus Wapres Prof. Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa pada kegiatan ini, beliau menegaskan bahwa Dukungan program dan kegiatan dari organisasi keagamaan dan perguruan tinggi keagamaan bukan hanya pada kegiatan bimbingan perkawinan yang merupakan keluaran kegiatan pada pilar 2, tetapi juga pada kegiatan lain yang memerlukan penguatan dan dukungan dari mitra. Menurutnya, Organisasi keagamaan memiliki unit kerja hingga tingkat bawah (desa/kelurahan) sehingga menjadi potensi besar untuk dapat menggerakkan masyarakat dalam hal peningkatan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya pola asuh anak dalam mengatasi stunting.
Sumber : kemenkopmk.go.id