SUARAMANADO LABUAN BAJO. Rangkaian kegiatan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, terdiri dari 184 events kegiatan utama (KTT, Pertemuan Tingkat Menteri, Gubernur Bank Sentral, Sherpa/ Deputies, Working Group dan Engagement Group), dan sekitar 254 Side-Events dan Road to G20, yang diselenggarakan di sekitar 25 lokasi di seluruh Indonesia. Berbagai rangkaian kegiatan ini sangat membutuhkan dukungan penyediaan listrik dari PLN dalam penyelenggaraan seluruh acara Presidensi G20.
PT. PLN (Persero) terus berkomitmen untuk memasok listrik ramah lingkungan dalam mendukung seluruh rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia 2022. Tidak hanya untuk penyelenggaraan rangkaian acara pertemuan G20, tetapi juga sebagai show-case pendukung pertemuan utama, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa listrik ramah lingkungan telah hadir di pulau-pulau kecil dalam menopang kehidupan masyarakat terpencil.
Komitmen PT PLN (Persero) untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan, tidak hanya dengan melakukan transisi energi pada Pembangkit Listrik besar, namun juga dengan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di lokasi-lokasi terpencil untuk menggantikan penggunaan Genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.
Perubahan ini dapat kita lihat dengan dimanfaatkannya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau-pulau kecil di kawasan sekitar Labuan Bajo, seperti PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang.
Dahulu, masyarakat di Pulau Messah dan Pulau Papagarang, mengandalkan Genset untuk penyediaan listrik, dimana warga berpatungan membayar sewa Rp10 ribu per hari, yang disalurkan melalui jaringan kabel dari rumah ke rumah. Kini, seluruh Rumah Tangga telah menikmati layanan listrik dari PLTS yang dibangun di kedua Pulau tersebut.
Dalam kunjungannya ke PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang pada Senin (28/2), Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso bersama Co-Sherpa Indonesia mengapresiasi upaya nyata PLN dalam mendorong transisi energi melalui penggunaan sumber listrik yang menggunakan EBT (Energi Baru Terbarukan), sampai ke pelosok negeri di pulau-pulau terpencil yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Gabungan Bidang Sherpa Track dan Finance Track, Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia 2022, melakukan peninjauan kesiapan PLN dalam menjaga keandalan pasokan listrik di Kawasan Labuan Bajo untuk menyukseskan penyelenggaraan rangkaian acara Presidensi G20.
“Labuan Bajo merupakan salah satu lokasi yang didorong untuk menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara Presidensi G20. Ada sekitar 8 events yang akan dihelat di sini, antara lain 2nd Sherpa Meeting serta beberapa pertemuan tingkat Working Group (Tourism, Supreme Audit, Energy Transition, Digital Economy, Trade-Invesment-Industry),” tutur Susiwijono.
Tak hanya untuk mendukung perhelatan Presidensi G20 saja, ternyata PLN juga telah memanfaatkan penggunaan EBT untuk melistriki masyarakat di wilayah terisolir di sekitar Kawasan Labuan Bajo. PLN telah membangun PLTS di beberapa pulau, seperti di Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Maranu dan Pulau Batu Tiga Boleng.
“Hadirnya PLTS di pulau terpencil ini bukan hanya menunjukkan komitmen untuk penggunaan sumber listrik ramah lingkungan, tapi juga secara nyata telah dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah terisolir dalam menopang kehidupan mereka. Ini contoh nyata yang sangat bagus untuk kita tunjukkan di forum acara Presidensi G20 di Labuan Bajo,” ujar Susiwijono pada saat meninjau secara langsung PLTS Pulau Messah dan PLTS Pulau Papagarang.
Dengan masuknya listrik ke pulau terpencil, terbukti dapat mendorong produktivitas dan perekonomian masyarakat setempat. Kehadiran listrik dapat mendukung berbagai usaha masyarakat, antara lain usaha Es Batu, pertukangan dengan skap listrik, isi ulang air galon, dan usaha penyimpanan hasil penangkapan ikan dengan alat pendingin.
“PLTS di Pulau Papagarang dan Pulau Messah ini betul-betul menjadi penopang kehidupan warga dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Susiwijono.
Dukungan PLN untuk Acara G20 di Labuan Bajo
Untuk mendukung berabagai kegiatan Presidensi G20 di Labuan Bajo, PLN telah melakukan rekonfigurasi konstruksi jaringan listrik saluran kabel tanah di Kawasan Labuan Bajo sebagai Kawasan DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas), yang meliputi kawasan Puncak Waringin, Kampung ujung, Marina, Kampung Tengah, Jl. Pantai Pede, dan kawasan Perhotelan.
Saat ini total daya mampu kelistrikan Labuan Bajo pada Sistem Kelistrikan Flores sebesar 98 megawatt (MW). Dengan perkiraan beban puncak saat acara Presidensi G20 sebesar 80 MW, dan memiki cadangan sebesar 18 MW.
Terkait dengan pengoperasian PLTS di Papagarang, Messah, dan pulau lainnya, turut meningkatkan rasio elektrifikasi. Dengan beroperasinya PLTS tersebut, juga mampu meminimalisir penggunaan PLTD yang selama ini digunakan untuk menjadi cadangan daya.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menjelaskan, sejak awal beroperasi di November 2019 hingga saat ini, PLTS Messah telah melayani 457 pelanggan. Sementara PLTS Papagarang 381 pelanggan, PLTS Seraya Maranu 134 pelanggan dan PLTS Batu Tiga 96 pelanggan. PLTS Papagarang mempunyai kapasitas 380 kWp, lalu Pulau Messah berkapasitas 530 kWp, Seraya Maranu berkapasitas 190 kWp, dan Batu Tiga Boleng berkapasitas 120 kWp.
Jatmiko menambahkan saat ini bauran EBT di Flores sudah mencapai 15,24 persen. Pembangkit EBT yang ada di NTT sudah menggunakan sumber energi dari Panas Bumi, Hidro dan Surya.
Kepala Desa Papagarang Basyir berterima kasih kepada PLN karena telah menghadirkan listrik di Pulau Papagarang. “Kehadiran PLTS ini bukan hanya sebagai penerang, namun bisa menghidupkan ekonomi kami masyarakat Papagarang, seperti jualan es, mebel kayu listrik dan bantu isi ulang air, itu semua butuh listrik. Kami berharap juga bisa mendukung kegiatan BUMDes yang akan dikembangkan dik Papagarang ini,” harap Basyir. (ekon)(jansen)