SUARAMANADO, Semarang: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi mengajak Forum Anak Provinsi Jawa Tengah untuk terus semangat menjalankan fungsi sebagai agen Pelopor dan Pelapor, khususnya dalam mencegah perkawinan usia anak yang angkanya masih tinggi di Jawa Tengah. Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan selama periode Januari – September 2024, terdapat 6.064 pengajuan dispensasi kawin di Jawa Tengah.
“Saya mengapresiasi aksi masif dari Forum Anak Jawa Tengah sebagai Pelopor dan Pelapor dalam mengedukasi remaja untuk mencegah perkawinan usia anak, edukasi kesehatan reproduksi, dan edukasi pertemanan yang sehat. Kita semua prihatin masih banyak remaja di Jawa Tengah mengajukan dispensasi nikah ke pengadilan agama dengan berbagai alasan diantaranya adalah hamil terlebih dahulu. Pencegahan kehamilan di luar nikah menjadi upaya yang perlu diutamakan. Tekanan sosial, ketidakmampuan ekonomi, dan minimnya akses pendidikan juga menjadi faktor pendorong pernikahan anak. Forum Anak memiliki peran besar dalam membuka akses pendidikan dan edukasi pemahaman agama yang benar. Selain itu, untuk menurunkan angka pernikahan anak, kita memerlukan peningkatan akses pendidikan, perubahan norma sosial, dukungan ekonomi bagi keluarga kurang mampu, serta penguatan peran orang tua dan masyarakat,”ujar Menteri PPPA saat berdialog dengan Forum Anak Jawa Tengah pada Senin (27/01).
Saat ini, sebanyak 70% kecamatan di Jawa Tengah telah membentuk Forum Anak Daerah. Program unggulan seperti polling isu anak setiap enam bulan, program Jogo Konco, Jo Kawin Bocah, dan Forum Anak Goes to School telah berhasil menyosialisasikan isu-isu anak di 200 sekolah tingkat SMP, SMA, dan Madrasah di Jawa Tengah.
Berkaitan dengan program Ruang Bersama Indonesia yang tengah dikembangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Menteri PPPA berharap Forum Anak dapat berkolaborasi dan berpartisipasi dalam Ruang Bersama Indonesia (RBI).
“Kami berharap anak-anak FAN dapat terus aktif setelah jam sekolah di Ruang Bersama Indonesia (RBI), memanfaatkan RBI sebagai tempat belajar bersama, saling mengenal budaya, dan tokoh nasional. Ruang seperti ini sangat penting untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka serta memperkuat rasa kebanggaan terhadap budaya dan sejarah bangsa,” tambah Menteri PPPA.
Emir, Ketua Forum Anak Kota Semarang, dalam diskusi bersama Menteri PPPA menekankan pentingnya memastikan bahwa anggota Forum Anak tidak hanya menerima materi, tetapi juga memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif dan mengambil keputusan terkait isu anak. Menurutnya, materi yang diberikan seharusnya hanya sebagai pendukung, sementara praktik nyata sangat penting untuk diterapkan langsung di lingkungan terdekat setelah anak-anak mendapatkan materi yang baik dan bermanfaat.
Dalam kesempatan yang sama, Tsaniaus Soliha, Wakil Ketua Garpu Perak (Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak), menyampaikan pihaknya melaksanakan kampanye “He for She” sebagai bentuk dukungan laki-laki terhadap perempuan. Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran peran ayah dalam keluarga dengan melibatkan Forum Anak Jawa Tengah melalui berbagai kegiatan, seperti talkshow dan lomba mewarnai ayah dan anak. Garpu Perak juga berperan aktif dalam upaya pencegahan kekerasan, termasuk di lingkungan pondok pesantren, sebagai bagian dari komitmen mendukung perlindungan perempuan dan anak.
Sumber: kemenpppa.go.id