Menparekraf Jajal Permainan Tradisional Hingga Borong Produk Ekraf di “Beti Dewi” Madiun

SUARAMANADO, Madiun : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tiada hentinya melakukan sederet kegiatan menarik ketika melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Pada agenda terakhir di Kota Madiun, Menparekraf Sandiaga menghadiri acara “Beti Dewi” (Beli Kreatif Desa Wisata) yang berlangsung di GCIO Diskominfo, Sabtu (16/7/2023).

Sebelum menyampaikan kisah inspiratif dan motivasi kepada para peserta “Beti Dewi”, Menparekraf Sandiaga menyempatkan diri untuk berkeliling ke stan-stan UMKM yang berisikan produk-produk ekonomi kreatif 10 desa wisata yang ada di Jawa Timur.

Ketika Menparekraf Sandiaga menyambangi stan UMKM Desa Wisata Durensari Kabupaten Trenggalek, Menparekraf mencoba salah satu permainan tradisional bernama “paseran”.

Paseran ini adalah permainan zaman dahulu yang bentuknya menyerupai alat panah. Uniknya bahan yang digunakan untuk membuat permainan ini berasal dari daun kelapa atau bahasa daerahnya blarak sebagai anak panah.

Sementara untuk busurnya menggunakan bambu dan pelepah pisang atau debok sebagai sasarannya yang diberi nama balon.

Menparekraf Sandiaga saat memegang alat permainan paseran, tampak sangat fokus untuk membidik sasarannya. Sayangnya, ketika ia melepaskan busur panahnya meleset sehingga tidak tepat sasaran. Sontak sorak-sorai peserta “Beti Dewi” yang memenuhi stan UMKM tersebut meramaikan suasana.

“Main panahan tadi. Aduh sedikit lagi padahal kena loh. Tapi saya akan berlatih. Karena ini adalah kegiatan yang menarik,” kata Menparekraf Sandiaga.

Permainan tradisional seperti paseran ini perlu dijaga kelestariannya agar tidak tergerus arus zaman. Karena permainan tradisional seperti paseran menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat khususnya anak-anak.

Permainan tradisional seperti paseran juga bermanfaat bagi perkembangan motorik halus pada anak-anak. Untuk menjaga keseimbangan serta koordinasi mata dan tangan.

Menparekraf Sandiaga juga memborong produk-produk UMKM dari desa wisata mulai dari produk olahan kopi, madu, keripik, hingga batik tulis. Karena ia tidak ingin wisatawan yang berkunjung ke desa wisata menjadi kaum “rohali” rombongan yang hanya melihat-lihat.

“Mereka harus menjadi ‘rojali’ rombongan yang jajan-jajan dan beli-beli. Karena ekonomi kita itu bergerak kalau ada konsumsi. Kami sangat yakin bahwa desa wisata ini adalah masa depan kita karena pengembangan wisata berbasis masyarakat yang berkualitas dan berkelanjutan. Suatu saat bukan Indonesia yang membangun desa tapi desa yang membangun Indonesia,” kata Sandiaga

Turut mendampingi Menparekraf, Walikota Madiun, Maidi; dan Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf, Dwi Marhen Yono.

Sumber : kemenparekraf.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *