SUARAMANADO, Jakarta: Meski dipengaruhi dinamika global yang penuh ketidakpastian, kinerja ekonomi Indonesia masih tetap solid dan lebih baik dibandingkan beberapa negara maju maupun berkembang lainnya. Kondisi perekonomian Indonesia tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara The Economic Insights 2025 yang diselenggarakan oleh Kumparan di Jakarta, Rabu (19/02).
“Kalau kita lihat PDB kita itu berdasarkan PPP, Purchasing Power Parity, maka kita punya GDP tiga kali lebih besar. Jadi kita itu berdasarkan indeks McDonald, berdasarkan indeks apa yang dibeli oleh konsumsi, nilai ekonomi kita itu USD4,8 triliun. Berarti hari ini secara realitas, kita ini nomor delapan ekonomi terkuat di dunia,” ungkap Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia sedang berbicara untuk masuk dalam FTA dengan negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC), termasuk di antaranya Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar. Total ekonomi negara GCC tersebut yakni sekitar USD2 triliun dengan 50 juta penduduk.
“Jadi Indonesia sedang bicara untuk masuk dalam FTA dengan GCC, maka Indonesia menambahkan kepada ekonomi itu USD1,3 triliun, plus 280 juta penduduk. Jadi itu yang membuat kita diperhitungkan di berbagai negara, karena ekonomi kita tidak kecil,” imbuh Menko Airlangga.
Lebih lanjut, pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 akan menjadi landasan penting untuk mencapai target pembangunan jangka menengah 8%. Target ini sangat tinggi namun bukan sebuah kemustahilan. Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3% pada 1986-1997, bahkan 8,2% pada 1995 melalui transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder (manufaktur).
Menko Airlangga memaparkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan. Untuk mendorong ekonomi di Triwulan I-2025, kebijakan yang disiapkan mencakup kenaikan UMP 2025, optimalisasi penyaluran bansos, pencairan THR, stimulus HBKN Ramadan dan Lebaran, paket stimulus ekonomi, optimalisasi program Makan Bergizi Gratis, optimalisasi penyaluran KUR, dan panen padi terealisasi secara optimal.
Kemudian, Pemerintah melanjutkan program hilirisasi yang telah menunjukkan bahwa hilirisasi menjadi langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Produk nikel menjadi contoh, di mana pada tahun 2023 ekspor produk hilirisasi nikel mencapai USD33,52 miliar, kemudian tahun 2024 diperkirakan mencapai USD40 miliar, meningkat sekitar 800% dibandingkan tahun 2017 yang hanya USD4 miliar.
“Pemerintah mendorong banyak program yang dihilirisasi dan hilirisasi itu normal dilakukan di sektor manufaktur, termasuk di sektor otomotif. Oleh karena itu, Pemerintah sudah membuat roadmap terkait dengan regionalisasi daripada hilirisasi dari segi produk, dari segi jenis, dari segi provinsi atau region yang didorong,” tutur menko Airlangga.
Upaya hilirisasi tersebut didorong melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang sekaligus akan mendorong perekonomian daerah. Salah satunya yakni KEK Gresik, di mana Indonesia pertama kali memproduksi emas di Gresik. Peningkatan produksi emas di dalam negeri ini akan didukung dengan adanya peluncuran bank emas (bullion bank), yang tidak hanya memperkuat industri pertambangan tetapi juga berfungsi sebagai bumper ekonomi dalam menghadapi fluktuasi pasar global.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan cadangan devisa (cadev) hasil ekspor, Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 tentang Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dan akan berlaku per 1 Maret 2025. Dalam kebijakan ini Pemerintah mewajibkan penempatan DHE SDA Sistem Keuangan Indonesia (SKI) akan ditingkatkan menjadi 100% dengan jangka waktu 12 bulan. Pemerintah memperkirakan cadev Indonesia akan bertambah sekitar USD80-100 miliar.
“Dengan demikian, sekali lagi apa yang dilakukan oleh Bapak Presiden langkah-langkahnya sudah banyak. Tentu dampaknya tidak harian, tapi mid to long term, dan ekonomi Indonesia saat sekarang posisinya relatif kuat. Tentu dengan pengelolaan yang lebih optimal diharapkan investasi kita bisa dilakukan oleh Sovereign Wealth Fund kita sendiri sehingga bisa memperkuat engine of growth ke depan,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kooperasi periode 2019-2024 Teten Masduki, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Pemimpin Redaksi Kumparan Arifin Asydhad, CEO Kumparan Hugo Diba, serta para akademisi, pelaku usaha, dan mahasiswa.
Sumber: ekon.go.id