SUARAMANADO, Kebumen : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan keterampilan para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah agar mampu menghasilkan produk perikanan yang berkualitas dengan adanya jaminan mutu dan keamanan produk tersebut.
Upaya peningkatan keterampilan dilakukan KKP melalui pelatihan Penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan Teknik Refrigerasi yang melibatkan 100 siswa dan siswi kelas XII di SMKN 1 Puring, Kabupaten Kebumen, pada awal Agustus 2022. Pelatihan diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, dengan inisiasi Anggota Komisi IV DPR-RI, Darori Wonodipuro.
“Keamanan pangan kian menjadi isu masyarakat, sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan makanan sehat. Oleh karena itu, penting dipahami untuk para siswa yang menekuni prodi (program studi) pengolahan. Para siswa harus tahu betapa pentingnya keamanan pangan untuk menjamin setiap produk yang dihasilkan dapat memenuhi syarat aman dikonsumsi,” terang Kepala BRSDM KKP I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi KKP, Rabu (10/8/2022).
Nyoman menyebut generasi muda merupakan tonggak perubahan sektor kelautan dan perikanan. Tema pelatihan yang diambil juga merupakan urgensi dari isu yang berkembang di masyarakat.
Di samping pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, pihaknya juga membuka kesempatan kepada siswa dan siswi SMKN 1 Puring untuk dapat melanjutkan jenjang studinya di bidang kelautan dan perikanan pada satuan pendidikan milik KKP.
“Saat ini KKP memiliki 20 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 11 satuan pendidikan tinggi, yakni 10 Politeknik dan 1 Akademi Komunitas, serta 9 satuan pendidikan menengah, yakni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM). Kesempatan tersebut terbuka untuk siswa/i SMK yang ingin melanjutkan studi ke jenjang D3 atau D4,” jelasnya.
Senada dengan Nyoman, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusaltluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati, turut mendukung para peserta yang ingin menjadi pelaku usaha kelautan dan perikanan.
“Untuk para alumni SMKN 1 Puring dan para siswa yang ingin menjadi pelaku usaha kelautan dan perikanan, nanti bisa didampingi oleh penyuluh perikanan. Tentunya para penyuluh dan pelatih tidak hanya mendampingi untuk dua hari ini saja. Selepas pelatihan ini, kami masih memiliki tanggung jawab untuk dapat memastikan implementasinya,” terangnya.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPR Darori Wonodipuro mengungkapkan keinginannya di balik terselenggaranya pelatihan tersebut. “Saya punya cita-cita ingin membangun pabrik pengalengan ikan di Kebumen. Kebumen itu punya sumber daya alam perikanan yang tinggi, garis pantainya panjang sekali. Sayangnya, ikan-ikan itu justru ditangkapnya bukan oleh nelayan kita,” akunya.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa angka konsumsi ikan (AKI) Kabupaten Kebumen masih tergolong rendah. “Daya konsumsi ikan di Kebumen ini masih sangat rendah, tahun lalu (2021) cuma 22,46 persen. Sedangkan di tahun yang sama, di tingkat nasional sudah 50,49 persen. Untuk meningkatkan AKI, pembudidaya ikan harus dapat menyimpan dan mengonsumsi hasil panen untuk menjaga asupan nutrisi,” tegas Darori
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dwi Yulianti Mulyaningsih, berpesan kepada seluruh elemen tenaga pendidik, bahwa Kebumen memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Karenanya, tenaga pendidik harus dapat menyiapkan anak didik supaya bisa terus melangkah untuk meraih ilmu yang lebih banyak lagi untuk memajukan Kebumen.
Para siswa yang menjadi peserta pelatihan ini juga turut menyampaikan antusiasme dan apresiasinya. Salah satunya yaitu Saniatur Rofingah, siswi SMKN 1 Puring dari kelas XII. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada KKP yang telah menyelenggarakan pelatihan HACCP. Saya sangat senang karena mendapat ilmu yang dapat berguna bagi saya,” ucapnya. Siswa kelas XII lain, Raditya Mulawarman juga menuturkan rasa terima kasihnya karena pelatihan tersebut sangat sangat bermanfaat dan bisa diterapkan di dunia kerja.
Sebelumnya, Menteri Sakti Wahyu Trenggono, menuturkan bahwa keamanan pangan secara konsisten harus terlaksana dari hulu sampai hilir sehingga produk yang dihasilkan dijamin standar kesehatan mutu dan keamanannya untuk mewujudkan hasil kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Sumber : kkp.go.id