SUARAMANADO, Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya mewujudkan ketersediaan pakan ikan, minimal 12-13 juta ton pada 2024 mendatang. Kebutuhan tersebut dihitung dari target produksi perikanan budidaya yang ditetapkan sebesar 22,65 juta ton pada 2024.
Guna mendukung hal tersebut, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikana (BRSDM) gencar menggalakan kegiatan pelatihan pembuatan pakan mandiri di berbagai daerah.
Setelah sebelumnya terlaksana di Provinsi Bali, Pelatihan Pembuatan Pakan bagi Masyarakat kini terlaksana di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, pada 25-26 Agustus 2022. Kegiatan ini diikuti 300 peserta yang terdiri dari pembudidaya dan masyarakat yang berminat untuk membuka maupun mengembangkan usaha pakan ikan di Kab. Trenggalek dan Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur.
Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, menegaskan peningkatan efisiensi pakan ikan antara lain diupayakan dengan mencari bahan baku pakan ikan alternatif, meningkatkan penggunaan bahan baku lokal baik untuk sumber protein, lemak, maupun karbohidrat serta meningkatkan kemandirian pembudi daya ikan dalam memenuhi kebutuhan pakannya melalui pembuatan pakan ikan sendiri.
“Pakan Ikan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha perikanan budidaya. Secara teknis, biaya pakan ikan mencapai 60-80 persen dari biaya produksi. Kualitas dan kuantitas pakan ikan tentu sangat menentukan hasil produksi serta keuntungan usaha pembudidayaan ikan,” tutur Nyoman.
“Namun demikian, ketergantungan terhadap impor menyebabkan harga pakan ikan akan semakin tinggi. Permasalahan ini memberikan ketidakpastian dalam usaha pembudidayaan ikan sehingga perlu dapat segera diatasi,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikan, dengan penggunaan pakan mandiri, terbukti mampu menekan biaya produksi budidaya minimal 30 persen. Selain itu, pakan mandiri mampu meningkatkan keuntungan yang diperoleh pembudidaya karena biaya produksi yang dikeluarkan semakin rendah.
“Potensi lahan di Ponorogo dan Trenggalek masih cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya air tawar. Melalui pelatihan ini Saya harap pembuatan pakan dapat diaplikasikan dan dikembangkan untuk meningkatkan keahlian guna menjadi bekal munculnya wirausaha baru di bidang perikanan dan kelautan, sehingga dapat turut membangun perekonomian perikanan nasional,” tutur Nyoman.
Pihaknya juga berpesan kepada seluruh penyuluh perikanan untuk terus mendampingi para peserta selama pelatihan maupun setelah pelatihan agar output yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sebagai informasi, Pelatihan Pembuatan Pakan bagi Masyarakat di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo, diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, melalui inisiasi Anggota Komisi IV DPR RI, Ibnu Multazam.
Dalam sambutannya, Anggota Komisi IV DPR RI, Ibnu Multazam, mengatakan, ketika turun di beberapa daerah, kesulitan pembuatan pakan ikan disebabkan ketersediaan bahan baku di pasaran seperti tepung ikan, minyak ikan, dan lainnya. “Kunci utama untuk membuat pakan ikan secara mandiri adalah ketersediaan bahannya di pasaran. Melalui pelatihan ini, Saya harap masyarakat dapat menggunakan bahan alternatif dalam pembuatanpakan ikan mandiri dengan harga yang relatif terjangkau.”
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kab. Trenggalek, Cusi Kurniawati dan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab.Ponorogo, Masun. Cusi menyampaikan, pelatih ini sangatlah bermanfaat bagi para pembudidaya ikan. “Terima kasih kepada KKP melalui BPPP Banyuwangi, BRSDM, dan juga semua unsur yang telah men-support atas fasilitasi pelatihan hari ini.”
Sementara itu Masun mengatakan, terdapat sekitar 1789 rumah tangga yang membudidayakan perikanan darat di Ponorogo, dengan potensi produksi perikanan satu rumah tangga mencapai 1,005 ton per tahun. Melalui sinergitas antara pemerintah daerah dengan KKP, pihaknya berharap dapat mendukung pengembangan potensi budidaya rumah tangga dengan kegiatan pelatihan pakan mandiri dan pemberian bantuan mesin pengolahan pakan.
Dalam rangka meningkatkan produksi perikanan budidaya, BRSDM juga menggelar kegiatan ‘Pelatihan Pembenihan Ikan Lele dengan Metode Semi Alami’ pada 24-25 Agustus 2022. Nyoman mengatakan bahwa dibutuhkan benih unggul untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas serta peran pelaku utama di sektor kelautan dan perikanan. Kegiatan pelatihan difasilitasi oleh BPPP Medan dan diikuti 884 peserta. Pada kesem[atan tersebut, para peserta dibekali materi berupa penyiapan wadah pembenihan, pemijahan ikan lele seperti pemijahan alami; pemijahan semi alami; dan pemijahan buatan, serta menentukan dosis hormone yang digunakan untuk pemijahan ikan lele.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mengajak para pembudidaya untuk senantiasa berpikir kreatif dan berinovasi. Sehingga tidak hanya andal dalam mengelola tambak, tetapi juga mampu menghasilkan produk lain yang mendorong pengembangan budidaya perikanan di Indonesia. Menurutnya, salah satu yang bisa dikembangkan oleh pembudidaya adalah pakan mandiri yang berkualitas.
Sumber : kkp.go.id