SUARAMANADO, New York : “Minyak nabati memegang peran krusial dalam ketahanan pangan dunia, “ demikian ditegaskan oleh Duta BesarArrmanatha Christiawan Nasir (Wakil Tetap RI untuk PBB, New York) dalam opening remarks kegiatan webinar dalam rangkaian program side-event untuk UN ECOSOC HLPF on Sustainable Development 2022 yang diselenggarakan pada Senin, 11 Juli 2022.
Dengan mengusung tema “Catalysing Actions for Sustainable Vegetable Oils in Support of Sustainable Development Goals (SDGs)”, webinar yang diselenggarakan secara hybrid ini adalah inisiatif Indonesia bekerjasama dengan Malaysia, Filipina, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dan International Coconut Community (ICC). Webinar ini diikuti oleh 180 peserta dari berbagai sektor seperti institusi pemerintah, organisasi internasional, NGO, dan masyarakat umum.
Dalam sambutan kuncinya, Menko Bidang Perekonomian RI , BapakAirlangga Hartanto, menekankan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas pertanian dan minyak nabati, seiring dengan meningkatnya jumlah populasi dunia. Tren ini kemudian menghadirkan berbagai tantangan dalam sektor minyak nabati global, menyangkut aksesibilitas, ketersediaan, dan keterjangkauan minyak nabati. Indonesia telah menunjukkan berbagai komitmen dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut, termasuk melalui implementasi berbagai kebijakan dan kerja sama multistakeholders. Menko Perekonomian berharap agar kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para stakeholders untuk membangun kepercayaan dan kesepahaman dalam menentukan langkah-langkah untuk memastikan sektor minyak nabati berkelanjutan.
Menteri Industri Pertanian dan Komoditas Malaysia, H.E. Datuk Zuraida Kamaruddin, dalam sambutan kuncinya menyampaikan berbagai komitmen nasional Malaysia dalam upaya memastikan sektor minyak nabati yang berkelanjutan. Menteri dari Malaysia menyambut baik inisiasi kegiatan webinar dan berharap menjadi media untuk memajukan standarisasi keberlanjutan pada industri minyak kelapa sawit, seperti mekanisme ISPO dan MSPO yang telah dimiliki oleh Indonesia dan Malaysia.
Webinar ini juga mengundang narasumber-narasumber yang berkompeten pada sektor minyak nabati. Yakni, Andrew Bovarnick (Global Head, Food & Agricultural Commodity Systems UNDP), Dr. Witjaksana Darmosarkoro (Director of Sustainability & Smallholders CPOPC), Jelfina Alouw (Executive Director of ICC), Roel M. Rosales (Deputy Administrator Operations Branch of the Philippines Authority, Dept. of Agriculture, Philippines) dan Shreen Xaviar (Senior Manager, R&D and Sustainability of Malaysian Palm Oil Association). Para narasumber intinya menyampaikan berbagai insight menarik terkait industri minyak nabati dari berbagai sudut pandang, termasuk implementasi berbagai praktik produksi minyak nabati yang medukung pencapaian nilai-nilai SDGs. Diperoleh benang merah bahwa industri minyak nabati memiliki peran esensial dalam mendukung pilar-pilar keberlanjutan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial.
Dr. Rizal Affandi Lukman – Executive Director CPOPC tekankan bahwa tantangan terhadap sektor minyak nabati dapat digambarkan dalam dalam 5C: COVID-19, conflict, climate change, commodities prices, dan cost of living. Upaya untuk atasi tantangan tersebut hanya dapat dilakukan dengan komitmen kerja sama lintas stakeholders. “Kita semua sepakat bahwa minyak nabati harus terus dimajukan dalam upaya pencapaian SDGs,” ujarnya.
Pada webinar ini pula, CPOPC memperkenalkan Global Framework of Principles for Sustainable Palm Oil (GFP-SPO) yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur, panduan dan referensi untuk keberlanjutan industri minyak nabati. GFP-SPO memuat tujuh prinsip utama yang mencakup aspek kerja sama, ketaatan terhadap regulasi dan kebijakan, inovasi dan teknologi, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, pemberdayaan komunitas lokal dan pekerja lokal, inklusivitas bagi smallholders, dan komitmen yang berkelanjutan.
Sumber : kemlu.go.id