Inisiasi Program Pelatihan Gig Economy dan AI Open Innovation Challenge, Pemerintah Akselerasi Pengembangan Potensi Ekonomi Digital

SUARAMANADO, Jakarta: Pemerintah terus memperkuat strategi transformasi digital sebagai motor penggerak ekonomi baru dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meluncurkan Program Pelatihan Gig Economy bagi Generasi Z dan AI Open Innovation Challenge. Inisiatif strategis melalui kolaborasi lintas Kementerian dan Pemerintah Daerah ini bertujuan untuk mencetak talenta digital yang kompetitif sekaligus mengakselerasi target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Saat memberikan sambutan, Menko Airlangga menegaskan bahwa ekonomi digital merupakan “mesin ketiga” (third engine) pertumbuhan ekonomi Indonesia, melengkapi sektor industri konvensional dan penguatan jaring pengaman sosial. Sektor digital, khususnya Gig Economy diproyeksikan mampu tumbuh dua digit (double digit) dan menjadi kunci kedaulatan teknologi bangsa melalui penguasaan talenta dan inovasi.

“Ekosistem ekonomi digital kita saat ini bernilai lebih dari USD90 miliar dan diproyeksikan melonjak hingga USD400 miliar pada tahun 2030. Di lingkup regional, melalui Digital Economic Framework Agreement (DEFA), pasar ASEAN diperkirakan meningkat dari 1 triliun USD menjadi 2 triliun USD pada periode yang sama. Indonesia harus mengambil peran dominan melalui pengembangan SDM Gen Z yang unggul,” ujar Menko Airlangga.

Program Gig Economy sendiri dirancang untuk memperkuat ekosistem digital dari hulu ke hilir, mulai dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right), hingga pengembangan industri semikonduktor. Pemerintah menargetkan implementasi program ini di 15 kota di seluruh Indonesia dengan Jakarta ditetapkan sebagai prototipe program.

Untuk memberikan dukungan finansial yang masif, Pemerintah telah mengalokasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus sebesar Rp10 triliun bagi para pelaku ekonomi kreatif dan Gig Economy. Skema ini menawarkan bunga rendah sebesar 6% dengan plafon pinjaman mencapai Rp500 juta, yang dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan proyek digital yang dikembangkan. Selain itu, Pemerintah menyediakan apresiasi berupa unit mobil listrik bagi peserta dengan inovasi terbaik guna mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya adopsi pola kerja fleksibel seperti Work from Anywhere (WFA) untuk menjaga produktivitas tanpa menambah beban infrastruktur kota. Keterlibatan sektor swasta dan BUMN seperti Telkom, Jababeka, hingga Emtek juga sangat krusial sebagai mentor bagi para talenta muda dalam membangun pusat inovasi AI di Indonesia.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya yakni Menteri PANRB Rini Widyantini, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Dida Gardera, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, serta sejumlah perwakilan dari Kementerian/Lembaga dan stakeholder Program Pelatihan Gig Economy.

Sumber: ekon.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *