Ibadah Minggu Subuh GMIM Tasik Genasareth 21/04/2024 Khadim Pdt. Engel Boy M.Th

Pembacaan Alkitab : Roma 12:1-8
Tema : Memberi Persembahan Dengan Hati Yang Ikhlas

Kitab Roma ini ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia berada di Korintus untuk menguatkan jemaat yang sedang menghadapi tekanan baik dari orang Yahudi maupun orang Roma. Umat diajak untuk tetap berpegang pada Injil yang telah mereka terima sebab Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16).

Injil adalah kekuatan Allah yang memberi kemenangan dalam menghadapi tekanan apapun. Dan umat diberi pengharapan yang kuat bahwa Allah tidak membiarkan, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Itulah yang dilakukan Allah dengan menyatakan kemurahan kasih karuniaNya yang menyelamatkan ketika umat tidak layak, semua orang telah hidup dalam dosa, telah kehilangan kemuliaan Allah, oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma oleh penebusan dalam Kristus Yesus (Roma 3:23,24).

Karena itu, demi kemurahan Allah umat dinasehati agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadah yang sejati (ay.1). Kata mempersembahkan dari bahasa Yunani paristanai, merupakan istilah peribadahan di bait Allah, menunjuk pada kurban tubuh kehidupan.

Itu berarti yang dipersembahkan adalah seluruh totalitas kehidupan, hati, pikiran, perkataan dan perbuatan harus dijaga supaya kudus dan berkenan kepada Tuhan, itulah ibadah yang sejati, dari kata Yunani logike latreia, artinya pengabdian, berarti ibadah merupakan suatu pengabdian
kepada Tuhan Allah, dalam seluruh aspek kehidupan, di mana kita hadir dan berkarya di dunia ini.

Untuk itu umat diajak agar jangan sama dengan dunia, harus beda, jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi harus berubah oleh pembaharuan budi, supaya dapat membedakan mana kehendak Allah, apa yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (ay.2).

Umat harus berubah, harus bertobat, terjadi pembaharuan budi. Budi dari kata Yunani “nuos” artinya perubahan kelakuan manusia bukan hanya perubahan pikiran. Pikiran dan perbuatan harus sesuai, harus sejalan dengan kehendak Allah, itulah yang membedakan kita dengan cara hidup dunia ini. Umat harus ada pengendalian dan penguasaan diri, jangan melampaui apa yang patut dipikirkan, semua yang dipikirkan dan yang dilakukan berdasar dan bersumber dari ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kita (ay.3).

Sebab masing-masing telah dikaruniakan peran dan tanggungjawab yang berbeda-beda, yang digambarkan seperti tubuh yang mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota mempunyai tugas yang sama, semua punya tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan karunia yang dianugerahkan Allah kepada kita
(ay.4,5).

Karunia itu harus digunakan untuk saling melengkapi, saling menopang satu dengan yang lain. Makanya setiap karunia yang dianugerahkan Allah kepada kita haruslah dipergunakan dan dilakukan dengan iman yang sungguh kepada Yesus Kristus; karunia bernubuat, karunia melayani, karunia mengajar, karunia menasehati, semua dilakukan dengan maksimal sesuai dengan apa dianugerahkan kepada masing-masing (ay.6-8a).

Juga karunia untuk membagi-bagikan sesuatu, harus dilakukan dengan hati yang ikhlas, tidak terpaksa, bersungut dan berbantah. Karunia untuk memberi pimpinan, harus dilakukan dengan rajin, tidak malas, ceroboh dan sembrono. Yang menunjukkan kemurahan, harus dilakukan dengan sukacita, bukan dengan sedih (ay.8b).

Kita harus melakukan demikian sebagai tanda penghormatan dan pertanggungjawaban kita kepada Tuhan, sebab segala sesuatu adalah dari Tuhan dan oleh Tuhan, dan kepada Tuhan: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36)

Kita yang telah memperoleh kasih kemurahan Allah; dibenarkan, ditebus, diampuni dan diselamatkan, sebagai tanda menghormati, menghargai dan mengsyukuri, kita dituntut oleh Tuhan :

Pertama : Kita harus mempersembahkan seluruh totalitas hidup kita kepada Tuhan, hati pikiran, perkataan, perbuatan, pelayanan, pekerjaan dan pengabdian harus dijaga supaya kudus dan sesuai dengan kehendak Tuhan, itulah ibadah yang sejati, ibadah yang sesungguhnya kepada Tuhan. Dan semua dilakukan dengan hati yang ikhlas, sebagaimana tema : Memberi Persembahan dengan hati yang ikhlas

Kedua : JANGAN menjadi serupa dengan dunia, harus tampil beda, harus terjadi pembaharuan budi, hati, pikiran dan perbuatan harus bersumber dan mengalir dari pikiran dan kehendak Kristus.

Ketiga : Kita harus mempergunakan karunia yang berbeda-beda, yang dianugerahkan Allah kepada kita, dengan maksimal dan penuh tanggung-jawab berdasarkan iman kepada Yesus Kristus, untuk saling melengkapi, saling menopang dan semua dilakukan dengan tulus, dengan
rajin dan dengan sukacita, untuk keagungan dan kemuliaan nama Tuhan, Terpujilah nama
TUHAN, Haleluyah, Amin.

(Deasy Rompas Jenifer Londah Julises Oehlers Jefry Kaparang Joni Lumempouw Jukeline Kamea Katiandagho Rosny Derry Colins Koilam Dorkas Langkudi Endang Srijono Alexander Lengkong Samel)

(Vence Caroles)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *