Pembacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 2:14-40
Tema : Hiduplah Dalam Pimpinan Roh Kudus
Pada perayaan Pentakosta para murid Yesus yang berkumpul di Yerusalem dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga mereka dapat berkata-kata tentang perbuatan Tuhan dalam berbagai bahasa yang dapat dimengerti oleh para pendengar seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya, membuat semua orang tercengang dan heran tetapi orang lain menyindir :
Mereka sedang mabuk oleh anggur manis (Kis.2:1-13). Petrus yang dipenuhi oleh Roh Kudus, bersama dengan kesebelas rasul, ia tampil berapologet (melakukan pembelaan) dengan suara nyaring dikatakan kepada orang Yahudi dan semua orang yang ada di Yerusalem “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan”, (ay.14,15), biasanya orang mabuk waktu malam (bdk.l Tes.5:7).
Kalau orang banyak percaya bahwa para rasul mabuk, maka ini bencana, apa yang diberitakan tidak benar, yang benar adalah mereka tidak mabuk oleh anggur manis, tetapi mereka dipenuhi oleh Roh Kudus sebagai penggenapan dari yang telah difirmankan Allah dalam Perjanjian Lama melalui nabi Yoel bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus kepada semua manusia (ay.17,18).
Kata mencurahkan menunjukkan pemberian yang
berlimpah -limpah. Semua manusia menunjuk kepada mereka yang menerima dan percaya kepadaNya, tidak tergantung pada :
• Jenis kelamin; laki-laki atau perempuan,(ay.17b)
• Usia ; anak-anak akan bernubuat, teruna akan mendapat penglihatan, orang tua akan mendapat mimpi (ay.17b)
• Status; hamba akan bernubuat (ay.18)
Tuhan Allah akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan tanda-tanda di bumi, menjelang datangnya Hari Tuhan yang besar dan mulia itu, Matahari akan berubah menjadi gelap gulita, bulan menjadi darah, api dan gumpalan-gumpalan asap (ay.19,20).
Hal ini mengambarkan ancaman murka Allah yang pasti akan menimpa setiap manusia, tetapi setiap orang yang percaya dan berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (ay.21).
Ancaman murka, kebinasaan diganti dengan keselamatan manakala percaya dan menerima Yesus sebagai penyelamat dunia (bdk.Yoh.3:16,6:47). Dan karena itu Petrus melanjutkan dengan memberitakan tentang Yesus sang Penyelamat, Dia berasal dari Nazaret yang dianggap kecil, hina tetapi diangkat dan ditentukan Allah dengan kekuatan, mujizat-mujizat dan tanda-tanda, sesuai dengan maksud dan rencana Allah, tetapi telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dan melepaskan dari maut (ay.22-24,36).
Hal ini ditekankan oleh Petrus dalam khotbahnya supaya umat sadar akan dosa yang telah dilakukan dan pada akhirnya mereka membutuhkan sang Juruslamat yang akan menebus dan mengampuni dosa mereka.
Itulah yang dilakukan Allah dalam Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk menebus, mengampuni dan menyelamatkan. Sebagaimana yang diyakini dan diungkapkan oleh Daud dalam Maz.16:8-11 yang disampaikan oleh Petrus dalam ay.25-28, bahwa Tuhan tidak menyerahkan kepada dunia orang mati, tidak membiarkan orang kudus mengalami kebinasaan, tetapi ada kehidupan sehingga ada sorak-sorak dan sukacita di hadapan Tuhan.
Daud melihat ke depan dan berpegang pada janji Allah bahwa IA akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas tahtanya. Dia berbicara tentang Mesias yang bangkit, tidak tetap tinggal dalam dunia orang mati, dagingNya tidak mengalami kebinasaan (ay.29-31).
Hal itulah yang terjadi dalam diri Yesus, yang bangkit dari kematian, Petrus dan para murid adalah saksi dari kebangkitan itu (ay.32). Setelah Yesus ditinggikan, dimuliakan, IA naik ke sorga duduk di sebelah kanan Bapa, sebagaimana firman Tuhan yang dikatakan oleh Daud dalam Maz.110:1, maka dicurahkanNYA Roh Kudus seperti yang mereka saksikan (ay.33-35).
Jadi seluruh orang Israel harus tahu dengan pasti bahwa Yesus, yang disalibkan, mati dan bangkit adalah Tuhan dan Kristus, Mesias, Dia adalah Raja (ay.36). Oleh pekerjaan Roh Kudus, Khotbah Petrus membuat orang banyak, termasuk orang-orang Yahudi sangat terharu, mereka bertobat dari dosa dan memberi diri dibaptis, menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus, mereka yang telah menerima janji Allah itu, diajarkan dengan perkataan dan kesaksian yang sungguh-sungguh, diperingatkan dan dinasehati, berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (ay.37-41).
Berefleksi dari bagian firman ini kita belajar bahwa :
Pertama : Dimana Roh Kudus bekerja di situ ada kemajuan, ada keberhasilan, ada multiplikasi pemberian diri kepada Yesus, terjadi pertobatan yang sungguh-sungguh. Tapi juga dimana Roh Kudus bekerja di situ ada penolakan, ada tantangan, dari orang-orang yang tidak setuju, tidak mau dengan perubahan, tidak mau dengan kemajuan, keberhasilan yang dicapai, mereka iri dan terusik dan berupaya mencari-cari kesalahan dengan membuli dan memfitna dengan berbagai cara, melalui media sosial, ini pekerjaan kuasa kegelapan, kuasa iblis yang memakai orang-orang tertentu. Kita diingatkan dan dikuatkan jangan takut dan gentar ada jaminan penyertaan Tuhan “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ul.31:6,8; Ibr.13:5). Kita harus siap menghadapi dengan kekuatan kuasa Roh Kudus, Tuhanlah kekuatan sumber pertolongan yang ajaib.
Kedua : Roh Kudus telah dicurahkan kepada semua orang yang menerima dan percaya kepadaNya, karena itu orang yang telah menerima karunia Roh Kudus haruslah hidup dalam pertobatan, meninggalkan cara hidup yang lama, yang hidup dalam dosa, brenti jo tu pang ba badusta, brenti jo tu berselingkuh, brenti jo tu pang ba mabo, brenti jo tu papancuri, brenti jo tu melakukan kejahatan, iri, menjelekkan dan menjatuhkan orang lain, sadarlah semua itu sementara menggiring pribadi, anak-anak, keluarga, pekerjaan, usaha, karier, jabatan kita pada kehancuran dan kebinasaan.
Hendaklah kita hidup dalam tuntunan Roh Kudus sebagaimana tema khotbah ini Hiduplah Dalam Pimpinan Roh Kudus dan dengan demikian menghasilkan buah-buah Roh yaitu Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal.5:22,23), semoga demikian, Haleluyah.
(Vence Caroles)