Ibadah Minggu Siang Tasik Genasareth 14/01/2024 Khadim Pdt. Youne R. Pangerapan M.Th

“Mengenal dan Cerdas Memilih Pemimpin”

Bacaan Alkitab: Matius 7 : 15-23

Pemimpin adalah seorang yang dipercayakan memimpin kelompok atau organisasi dan yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam mengarahkan atau mengkoordinir untuk meraih tujuan dalam suatu organisasi atau kelompok yang dipimpin. Pemimpin dalam gereja adalah seorang pelayan yang melaksanakan tanggungjawab panggilan Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita dan memberitakan Karya Selamat Allah dalam Yesus Kristus bagi dunia.

Pada minggu berjalan ini, kita sebagai warga negara sedang dalam persiapan Pesta Demokrasi yang kita kenal dengan Pemilihan Umum (PEMILU). Dalam pemilihan umum tersebut kita akan memilih calon perwakilan rakyat dalam hal ini DPR-RI, DPD-RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan Presidendan Wakil Presiden.

Oleh karena itu dalam menggumuli siapakah yang akan menjadi pemimpin, kita memilih tema perenungan Firman Tuhan minggu ini, “Mengenal dan Cerdas Memilih Pemimpin “. Maksud tema ini ialah supaya kita sebagai orang percaya diantar untuk mengenal lebih dahulu calon pemimpin yang akan dipilih dengan pertimbangan yang cerdas dan etis.

Kita semua sudah mengenal bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius yang juga disebut Lewi, seorang pemungut cukai yang di panggil menjadi murid Tuhan Yesus (pasal 9:9, Lukas 5:27). Kitab Injil Matius ditujukan kepada orang Kristen Yahudi yang tersebar di seluruh dunia (diaspora). Injil ini ditulis dengan maksud untuk meyakinkan orang kristen Yahudi bahwa Yesus Kristus adalah Mesias dan Raja yang dijanjikan seperti yang dinubuatkan para nabi dalam Perjanjian Lama (Zakharia 9-14).

Kitab Injil Matius 7: 15 – 23 merupakan bagian dari Khotbah Tuhan Yesus di Bukit (pasal 5-7). Secara khusus perikop ini, berkaitan menghadapi pengajaran sesat dan tentang kapasitas iman orang percaya. Di mana perikop ini dimulai dengan kalimat peringatan yaitu, “waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (ayat 15). Waspadalah adalah suatu peringatan untuk selalu berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu terutama pengajarannya yang menyesatkan.

Nabi palsu dalam bahasa Yunani Pseudo prophetai dan dalam bahasa inggris a false prophet, mempunyai ciri-ciri antara lain: penampilan yang menarik tetapi kemudian menipu serta bersikap munafik (Matius 24:24-25), yang sering mengajak orang untuk percaya kepada Allah tetapi sesungguhnya melakukan penipuan, bersifat seperti serigala yang ganas (Kisah para rasul 20:29-30) Mereka mengajarkan ajaran sesat yang membinasakan (2 Petrus 2:1), menubuatkan sesuatu yang hanya menyenangkan telinga (2 Timotius 4:3-4) dan oleh rasul Paulus menyebut mereka adalah iblis yang menyamar sebagai malaikat terang (2 Korintus 11:13-15 )

Perkataan Tuhan Yesus dalam ayat 16-20 menggunakan metafora buah anggur dan buah ara. Artinya buah anggur harus dipetik dari pohon anggur dan buah ara dari pohon ara, sehingga sangat mustahil bila buah anggur dipetik dari semak duri demikian juga buah ara dari rumput duri. Maksud dari perkataan ini ialah Tuhan Yesus ingin memberi gambaran antara nabi palsu dan nabi yang sesungguhnya. Dari buahnya kamu mengenal mereka, artinya nabi palsu tidak pernah memberikan pengajaran yang benar karena kehadiran mereka selalu hanya untuk memenuhi kepentingan diri mereka sendiri, yang oleh Paulus menyebut bahwa nabi palsu bukan melayani Tuhan kita Yesus Kristus, melainkan melayani perut mereka sendiri (Roma 16:18)

Tuhan Yesus memberi contoh bahwa apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh seseorang bagaikan pohon, yaitu ““setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.” (ayat 17-18). Dari ucapan Tuhan Yesus ini telah tergambar bahwa tidak ada teori yang dapat menyimpulkan tentang nabi palsu dan nabi yang sesungguhnya, selain dari hasil yang dinampakkan, yaitu nabi palsu pasti akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik sedangkan nabi yang sesungguhnya selalu menghasilkan sesuatu yang baik (ayat 20).

Selanjutnya dalam ayat 21-23 dengan tegas Tuhan Yesus memperingatkan bahwa bukan mereka yang berseru-seru “Tuhan, Tuhan” akan beroleh selamat dalam arti masuk ke dalam Kerajaan Sorga dan juga bukan karena melakukan perbuatan (amal) baik seperti bernubuat, mengusir setan dan membuat mujizat kendatipun menggunakan nama Tuhan Yesus. Nasihat dan peringatan Tuhan Yesus ini sebenarnya ditujukan kepada nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat Tuhan. Kemudian Tuhan Yesus mengecam mereka sebagai pembuat kejahatan. Sebaliknya Tuhan Yesus mengatakan bahwa yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.

(Vence Caroles)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *