Ibadah Minggu Pagi GMIM Tasik Genasareth 24/03/2024 Khadim Pdt. Youne R. Pangerapan M.Th

Markus 15:20b-32“ IA Akan Terhitung Di Antara Orang-Orang Durhaka”

Penginjil Markus memberitakan tentang peristiwa disekitar penyaliban Yesus, setelah Pilatus memeriksa tidak didapati kesalahan apapun dalam diri Yesus, tetapi karena hasutan, teriakan orang banyak dan untuk memuaskan hati orang banyak Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Para serdadu mengolok-olokkan Dia, mengenakan mahkota duri di atas kepalaNYA, mereka memukul dan meludahiNYA dan dibawa keluar dari gedung pengadilan untuk disalibkan (Mrk.15:11-20b).

Dalam perjalanan menuju ke ke tempat penyaliban para serdadu memaksa Simon orang dari Kirene untuk memikul salib Yesus, (ay.21) bukan karena mereka kasihan kepada Yesus, tetapi karena mereka tidak ingin Yesus mati dalam perjalanan sebelum tiba di tempat penyaliban. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota (ay.22).

Golgota berasal dari bahasa Yunani Gulgalta, dari bahasa Arab yaitu Gulgatta yang artinya tengkora, dalam bahasa Latin disebut Calva/Calvarium diturunkan menjadi kata Calvary. Golgota ini berada di dekat kota Yerusalem, di luar tembok kota, di bawah bukit Golgota ada jalan umum, orang yang disalibkan dipertontonkan kepada orang banyak yang melewati jalan itu.

Jadi orang yang disalibkan bukan hanya menderita fisik tapi terlebih menderita batin dipermalukan kepada orang banyak dan orang yang lewat akan mencela dan mengolok-olok. Para serdadu memberi minum anggur bercampur mur kepada Yesus, Penginjil Matius menyebutkan anggur bercampur empedu (Mat.27:34), penginjil Lukas menyebutkan anggur asam (Luk.23:26).

Tetapi Yesus menolak (ay.23). Menurut tradisi waktu itu, minuman ini memang biasanya diberikan untuk mengurangi rasa sakit, dengan cara menghilangkan kesadaran dari orang yang sedang menjalani hukuman.

Tapi Yesus menolak, artinya Yesus tidak mau rasa sakitNYA dikurangi, Yesus sungguh-sungguh menanggung kesakitan yang amat brat di atas salib karena kasihNya kepada kita. Lalu mereka melucuti pakaian Yesus, mereka membagi pakaianNya dengan membuang undi (ay.24).

Hal ini menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Maz. 22:19. Ini gambaran mereka betul-betul menelanjangi, mempermalukan harga diri Yesus, ini namanya pengorbanan harga diri. Yesus disalibkan pada jam 9 dan di atas salib dituliskan alasan mengapa Yesus dihukum ialah Raja Orang Yahudi (ay.25,26).

Yesus disalibkan di antara dua orang penyamun (ay.27) Dalam tradisi Romawi, yang disalibkan di posisi tengah adalah orang yang dianggap paling berbahaya, paling jahat dari di sebelah kiri dan kanan, jadi Yesus dianggap dan disejajarkan dengan orang yang telah melakukan kejahatan yang besar dan bahkan paling besar, paling berbahaya, hal itu sebagai penggenapan dari apa yang telah diberitakan oleh nabi Yesaya “Ia akan terhitung di antata orang-orang durhaka” (ay.28, Yes.53:12). Yesus terhitung di antara pemberontak, untuk menggantikan manusia yang memang telah memberontak kepada Allah, oleh kasihNya Yesus rela menggantikan posisi manusia, supaya manusia ditebus, diampuni dan diselamatkan.

Setiap orang yang lewat dan melihat Yesus yang tersalib menghujat Dia, menggelengkan kepala sebagai tanda penghinaan, merendahkan dan menganggap Yesus tidak berdaya, tidak berkuasa, “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkanlah diriMu”! (ay.29,30).

Demikian juga para imam kepala, ahli Taurat mengolok-olokkan Dia “Orang lain IA selamatkan, tapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan”, mereka ingin melihat Yesus, sebagai Raja yang berkuasa dapat turun dari salib, supaya mereka percaya.

Kedua penyamun yang disalibkan bersama Yesus mencela Dia juga (ay.31-33). Ini gambaran bahwa semua orang, pemuka agama sampai penjahatpun merendahkan Yesus di atas salib, mereka tidak tahu, tidak mengerti apa yang dijalani oleh Yesus di atas salib, semua diterimaNYA sebagai tanda ketaatan menggenapi rencana Bapa untuk menyelamatkan dunia.

Penyaliban Yesus adalah bukti ketaatan dan kesetiaanNya menggenapi rencana BapaNya untuk menyelamatkan dunia. Dia rela menanggung kesakitan yang amat brat, Dia rela disejajarkan bahkan dianggap lebih jahat dari penjahat, IA terhitung di antara orang-orang durhaka sebagaimana tema khotbah ini, Dia rela dihujat, diolok-olok, dicela, ditelanjangi, dipermalukan dan direndahkan semua itu diterimaNya untuk menggantikan kita karena kasihNya kepada kita, sebagaimanna yang diberitakan oleh nabi Yesaya “kesengsaraan kita yang dipikulNya, Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpahkan kepadaNya (Yes.53,5,6).

Bukan paku yang menahan Yesus di atas salib tapi kasih. Kasih Yesus-lah yang telah memenangkan dan menyelamatkan kita dan dunia ini. Karena itu apa yang hendak kita lakukan sebagai tanda trima kasih kepada Yesus Kristus yang telah menebus, mengampuni dan menyelamatkan kita melalui salib?

Pertama : Kita harus blajar taat, setia pada kehendak Allah, seperti Yesus. Ketaatan dan kesetiaan melakukan kehendak Allah adalah kekuatan dalam menghadapi segala hujatan, olokan, celaan, hinaan, cacian dan akan mendatangkan kemenangan bagi dunia.

Kedua : Kita harus siap dan rela pikul salib, seperti Simon dari Kirene. Siap dan rela berkorban karena iman kepada Yesus Kristus, itulah yang diajarkan oleh Yesus “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Luk.9:23). Pikul salib adalah bagian dari hidup orang beriman, tanpa salib tidak ada kemenangan dan keselamatan. Tidak ada mahkota tanpa salib. Tidak ada kemuliaan, tidak ada kehormatan tanpa penderitaan. Salib adalah simbol penderitaan karena ketaatan pada kehendak Allah.

Jadikan penderitaan itu untuk mendewasakan dan meneguhkan iman kita, sehingga iman bertumbuh di tengah penderitaan, semoga demikian, haleluyah.

(Vence Caroles)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *