“Waspadalah Terhadap Persepakatan Gelap”
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 15 : 1-12
Bangsa Indonesia tahun ini akan melaksanakan Pesta Demokrasi dengan agenda pemilihan serentak tepatnya tanggal 14 Februari 2024 untuk memilih DPRD Kabupaten/Kota/Propinsi DPD RI, DPR RI, Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai warga gereja yang adalah bagian dari Negara Indonesia yang kita cintai tentu terpanggil untuk terlibat langsung ikut serta mendukung dan menyukseskan pesta demokrasi demi kejayaan bangsa ke depan yang makin sejahtera, sentosa dan tentram. Keikutsertaan warga gereja baik sebagai wajib pilih dan yang ikut mencalonkan diri untuk bisa menempati posisi dan jabatan tertentu adalah bagian dari proses demokrasi untuk ikut menjadi penentu masa depan bangsa.
Gereja tentu perlu mempersiapkan warganya dalam pengajaran, pembinaan tentang sikap etis yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pemilu. Sikap etis yang dimaksud bahwa sebagai warga gereja yang diberi peran dalam berbagai tugas pelaksana pemilihan di semua lini di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi tentu harus menunjukkan sikap dan peran sesuai sumpah dan janji saat dilantik sebagai KPU dan BAWASLU. Sebagai warga gereja dan warga negara yang baik kita berharap pesta demokrasi dengan agenda Pemilu tahun 2024 ini benar-benar sebuah pesta rakyat yang boleh berlangsung sukses.
Kesuksesan pesta demokrasi tahun 2024 harus nampak dari sikap dan perilaku warga gereja yang sungguh-sungguh memahami tugas panggilan Gereja yakni bersaksi dan melayani untuk menjadi berkat bagi kehidupan bangsa dan negara.
Oleh karena itu kita dimotivasi dengan tema: “Waspadalah Terhadap Persepakatan Gelap”.
Absalom artinya “ayah damai” adalah anak ke tiga raja Daud dengan Ma’akha seorang perempuan raja kerajaan kecil sebelah timur Galilea yaitu Gesur. Absalom berniat merebut dan menduduki jabatan raja Daud ayahnya. Ia tidak mau menunggu waktu yang tepat dengan cara yang benar untuk menduduki tahta kerajaan Israel melanjutkan kepemimpinan Daud. Sebaliknya justru Absalom diam-diam membangun kekuatan dengan merekrut orang-orang yang siap bekerja sama dan mendukung dia. Ia mulai dengan tindakan “pencitraan” (sosialisasi) diri, menunjukkan kekuatan dan potensi penunjang yaitu kereta kuda yang di depannya ada lima puluh orang berlari (ay.1) Cerdik menggunakan kesempatan, saat orang Israel memiliki perkara yang berkaitan dengan hukum hendak menghadap raja agar dapat diselesaikan, walaupun perkara itu baik dan benar, namun tidak diperhatikan orang-orang raja Daud yang menangani perkara. Absalom mengandaikan dirinya bila kelak ia bisa menjadi pemimpin Israel, ia akan menghakimi (mengadili) perkara umat Israel dengan adil (ay. 2,3).
Menghakimi dari kata dasar Ibrani “Sopethim” dan Yunani “Krino” yang berarti menilai, menganggap, memutuskan dan memisahkan yang benar dan salah. Untuk mendapat simpati dan dukungan orang banyak, Absalom menunjukkan keramahannya kepada orang-orang yang berjumpa dengannya.Ia mengulurkan tangan (menyalami) disertai memberi ciuman kasih. Hal ini dilakukan sebagai tindakan mencuri hati dan perhatian orang Israel (ay. 4 – 6).
Nazar adalah sebuah perkataan yang disampaikan mengandung janji dari seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan manusia. Nazar atau janji yang diucapkan ada yang bermaksud baik untuk menyatakan terima kasih, sebaliknya ada yang bermaksud membalas perbuatan yang tidak baik yang dilakukan orang lain terhadap orang yang bernazar atau berjanji. Absalom memohon izin raja Daud ayahnya untuk kembali ke Gesur tempat asal ibunya untuk memenuhi nazarnya kepada Tuhan. Ketika Absalom masih di Gesur ia pernah bernazar jika Tuhan sungguh-sungguh memulangkan dia ke Yerusalem ia akan beribadah kepada Tuhan. Setelah empat tahun Absalom berada di Yerusalem, muncul keinginannya untuk kembali ke Gesur, Daud pun mengizinkannya (ay. 7 – 9).
Ternyata ibadah Absalom tidak disertai dengan perbuatan seorang anak raja yang setia seperti bapaknya Daud. Daud pun tidak merasa curiga dan berperasaan tidak baik kepada putranya sendiri. Absalom berniat merebut jabatan ayahnya, merekrut orang-orang untuk diutus sebagai utusan rahasia dengan menciptakan skenario kebohongan di tengah masyarakat untuk bersatu dalam kesepakatan gelap. Bila mendengar bunyi sangkakala, mereka harus berseru Absalom sudah menjadi raja di Hebron (ay. 10), walaupun saat itu Israel masih dipimpin Daud ayahnya sebagai raja.
Ada dua ratus orang yang bersama Absalom dari Yerusalem ke Gesur menjadi pengikut Absalom (ay. 11). Mereka tidak mengetahui konspirasi persepakatan gelap sedang dibangun Absalom untuk menggulingkan kekuasaan raja Daud. Dalam persepakatan gelap, Absalom dibantu oleh Ahitofel penasihat raja Daud. Seorang penasihat raja berarti sangat diandalkan karena memahami seluk beluk pemerintahan dan masyarakat. Ia telah bergabung dengan Absalaom dan memperkuat persepakatan gelap dan makin banyak orang menjadi pengikut yang memihak Absalom (ay. 12).
(Vence Caroles)