SUARAMAANADO, Pekanbaru: Sebagai salah satu rangkaian memperingati Hari Maritim Nasional ke-60, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Universitas Riau menyelenggarakan Kuliah Umum Kebijakan Ekonomi Biru untuk Kesehatan Laut, Keberlanjutan, dan Kesejahteraan Bersama, Selasa (23-9-2024). Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, dalam video sambutan yang diputar dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa kekuatan maritim merupakan pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan sejahtera.
“Di tengah semakin ketatnya persaingan global saat ini, pembangunan di bidang kemaritiman harus menjadi agenda strategis untuk memperkuat daya saing dan kedaulatan bangsa saat ini maupun di masa mendatang,” ujar Menko Luhut.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus bekerja keras untuk memastikan bahwa program-program pembangunan kemaritiman telah, sedang, dan akan terus diimplementasikan.
“Ada banyak program prioritas yang menjadi fokus kami demi menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Dari pembangunan infrastruktur pelabuhan, meningkatkan konektivitas maritim, hingga peningkatan ekonomi berbasis kelautan, semua diarahkan untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional sebagai negara maritim yang tangguh,” ungkapnya.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini, Hendra Yusran Siry, Staf Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, menyampaikan bahwa terdapat triple win dalam kebijakan ekonomi biru, yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity.
Ocean Health memastikan terjaganya kualitas dan kesehatan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dari ancaman degradasi dan tekanan sektor ekonomi. Ocean Wealth menjamin ketersediaan produksi pangan tanpa memberi tekanan ekstra bagi ekosistem laut di tengah kebutuhan yang semakin meningkat, melalui penangkapan yang terukur dan peningkatan produktivitas budidaya yang berkelanjutan. Sementara itu, Ocean Prosperity menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat kelautan dan perikanan.
“Akademisi memiliki peran dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Melalui pendidikan, perlu ada peningkatan kapasitas dan pembimbingan kepada pemuda serta profesional muda dalam sektor kelautan dan perikanan. Diharapkan generasi muda ini nanti dapat mengembangkan riset dan inovasi penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan,” jelas Hendra.
Wakil Rektor Bidang Akademik, M. Nur Mustafa, menyatakan bahwa kuliah umum ini hendaknya dapat memberikan wawasan baru, khususnya bagi mahasiswa yang sedang aktif dalam perkuliahan. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Kemendikbudristekdikti terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang mendorong kehadiran praktisi untuk mengajar di lingkungan kampus.
“Kami sangat mengapresiasi kuliah umum ini sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Kami berharap melalui kegiatan ini, kita dapat merumuskan strategi-strategi konkret yang dapat diimplementasikan baik di tingkat akademis maupun masyarakat luas,” ujar Mustafa.
Kuliah umum ini dihadiri tidak kurang dari 600 mahasiswa dari berbagai program studi. Sesi kuliah umum dimoderatori oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Rifardi, serta turut dihadiri oleh Kepala Biro Komunikasi Kemenko Marves, Kepala Dinas Perikanan, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dekan Fakultas Pertanian, Dekan Fakultas Keperawatan, serta ratusan mahasiswa UNRI dari berbagai program studi.
Sumber: maritim.go.id