SUARAMANADO, Wellington : Sejak ketibaan di Selandia Baru pada akhir Januari 2022, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Tonga, Kepulauan Cook dan Niue, Fientje Maritje Suebu telah tancap gas untuk melakukan pendekatan dengan berbagai tokoh kunci di pemerintahan Selandia Baru.
Selayaknya Duta Besar yang baru ditugaskan di negara akreditasinya, perkenalan dimulai dengan pertemuan bersama Kepala Protokol Selandia Baru, Rod Harris, yang kemudian disusul dengan penyerahan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Jenderal Selandia Baru, Dame Cindy Kiro pada tanggal 22 Februari 2022.
Membawa amanat Presiden untuk semakin mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru, Dubes Fientje telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan berbagai tokoh penting di Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, utamanya yang menangani hubungan bilateral dengan Indonesia antara lain Dubes Nicole Roberton, Divisional Manager for South and South East Asia dan Dubes Mark Sinclair, Deputy Secretary Americas and Asia Group Kementerian Luar negeri dan Perdagangan Selandia Baru.
Selain itu, Dubes Fientje juga telah melakukan pertemuan dengan Speaker of the House Parlemen Selandia Baru, the Right Honorable Trevor Mallard, serta Honorable Marja Lubeck, anggota Parlemen Selandia Baru pertama dan satu – satunya keturunan Indonesia, yang berasal dari Partai Buruh yang saat ini tengah berkuasa.
Berbagai isu yang mengemuka antara lain menyampaian rencana Indonesia yang akan menjadi tuan rumah berbagai pertemuan penting antara lain the 144th Assembly of the IPU and its Related Meetings pada Maret lalu, 7th Session of the Global Platform for Disaster Risk Reduction bulan Mei mendatang dan tentu saja rangkaian pertemuan dalam rangka keketuaan Indonesia di G20.
Dubes Fientje juga menyampaikan apresiasi atas berbagai kerja sama, dukungan dan bantuan Selandia Baru dalam meringankan beban Indonesia saat menghadapi pandemi COVID-19. Di bulan Juli 2021, Pemerintah Selandia Baru telah sampaikan komitmen untuk memberikan dukungan kepada Indonesia berupa: 100 unit ventilator non-invasif (nasal high flow) jenis Airvo 2 buatan Fisher & Paykel Healthcare dengan nilai NZD 800 ribu; Alat rapid test senilai NZD 500 ribu melalui WHO; dan dukungan kepada Lembaga Biologi Molekuler Eijkman terkait peningkatan kapasitas pengurutan genom senilai NZD 270 ribu.
Meskipun berbagai pertemuan terpaksa harus ditunda karena terkendala kondisi pandemi varion Omicron Covid-19 yang tengah mencapai puncaknya di Selandia Baru, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kedua negara untuk dapat semakin mempererat koordinasi dan sinergi untuk semakin memajukan kerja sama di tengah berbagai ketidakpastian di dunia internasional dewasa ini.
Sumber : kemlu.go.id