SUARAMANADO, Surabaya : Menjadi manusia berguna yang bermanfaat bagi negara, masyarakat dan lingkungan merupakan sebuah pilihan. Hal ini dimulai dari yang kecil dan sederhana, seperti yang ditunjukkan 5 siswa SMPN 51 Surabaya. Mereka tergabung dalam kelompok kecil sebagai “Duta Hemat Energi” yang mengkampanyekan hemat dan efisien menggunakan energi dan air kepada rekan-rekan sekolahnya dan keluarganya.
Kegiatan “kampanye” yang disuarakan para Duta Hemat Energi ini diharapkan dapat memupuk perilaku bijak dalam menggunakan energi dan air bagi dirinya sendiri, sekolah serta masyarakat di sekelilingnya.
“Budaya ini akan membangun budaya hemat energi, bukan hanya sekedar untuk keperluan lomba, tetapi menjadi jiwa dan budaya yang diterapkan anak-anak di sekolah dan di rumah dan akan mereka imbaskan ke keluarganya masing-masing. Selain keluarga besar SMPN 51, program ini diharapkan dapat terimbaskan kepada masyarakat sekitar dan sekolah-sekolah disekitar kami,” ujar Sulastri Kepala Sekolah SMPN 51 Surabaya mengawali acara pendampingan IIEE (Indonesian Institute for Energy Economic) kepada peserta lomba hemat energi tingkat sekolah, Senin (25/7).
“Kami selaku pihak sekolah mendukung penuh kegiatan pengehematan energi dan air ini,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut kegiatan kampanye penghematan penggunaan energi dan air di sekolah dan di lingkungan rumah siswa SMPN 51 tersebut, sekolah telah merekrut 2 relawan setiap kelas untuk untuk menjadi Duta Hemat Energi.
“Sekolah kami telah memiliki 42 Duta Hemat Energi yang bertugas untuk mengampanyekan 5 program, yakni program anak MUDA, Puget 2016, memerangi vampire energi, menggunakan air dengan cermat dan kampanye hemat energi secara lebih luas,” tambah Sulastri.
Anezka, siswa kelas 9, satu dari lima perwakilan Duta Hemat Energi SMPN 51 dalam paparannya mejelaskan 5 program kampanye Duta Hemat Energi yang harus dilakukan dalam mewujudkan penggunaan energi dan air yang hemat dan efisien.
“Sebagai Duta Hemat Energi, kami mengkampanyekan dan mengajak masyarakat, keluarga, dan teman-teman untuk melaksanakan 5 program. Pertama program anak MUDA, yaitu menyalakan AC dan kipas angin mulai pukul 8 pagi. Kedua, Puget 2016. Puasa gadget, program ini mengajak siswa untuk berpuasa bermain gadget sejak pukul 21:00 hingga pukul 06:00,” terang Anezka.
Yang ketiga, lanjutnya, memerangi vampire listrik. Program ini mengajak untuk mencabut alat elektronik yang tidak digunakan dari saklarnya karena jika tidak dicabut itu masih mengalirkan listrik. Program ke empat, mengajak menggunakan air dengan hemat, salah satunya dengan menampung tetesan air ac untuk menyiram tanaman. “Yang terakhir kampanye hemat energi, mengajak masyarakat untuk melakukan penghematan energi secara luas,” jelasnya.
“Kami telah mengajak, melakukan kampanye dan mensosialisasikan program kami ke lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga dan kami juga sudah membuat sticker, poster untuk di media sosial,” lanjut Anezka.
Setelah mereka lakukan dan kampanyekan 5 program tersebut, Duta Hemat Energi menyatakan telah terjadi penghematan dalam pemakaian energi, baik di rumah mereka masing-masing maupun di sekolah.
“Setelah 5 program kita laksanakan, terjadi penghematan pemakaian energi listrik di sekolah sebesar 8,83% dari tagihan listrik bulan Mei 2022 sebesar Rp2.525.040 turun menjadi Rp 2.302.020 pada bulan selanjutnya, Juni 2022,” ungkap Anezka.
Pembentukan Duta Hemat Energi di sekolah-sekolah terpilih merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh IIEE (Indonesian Institute for Energy Economics) bekerja sama dengan ETP-UNOPS untuk membantu program Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Di samping mendukung upaya pemerintah untuk mempromosikan efisiensi dan konservasi energi dan energi terbarukan, serta berkontribusi pada pengurangan emisi GRK, melalui program ini juga akan terbangun kapasitas dan kesadaran generasi muda, untuk menjadi pendukung aktif dan berpengetahuan tentang efisiensi dan konservasi energi.
Tahun ini IIEE mendampingi kegiatan peningkatan kesadaran efisiensi energi dan konservasi untuk SD sebanyak 8 sekolah, SMP 8 sekolah dan SMA juga 8 sekolah. Masing-masing sekolah diwakili oleh 5 Siswa/i dengan 1 Guru Pendamping sebagai manager energi.
Pendampingan dan evaluasi dilakukan IIEE sebanyak 3 kali, 2 secara langsung dan 1 pertemuan daring. Pendampingan yang dilakukan offline akan memberikan gambaran bagaimana implementasi program ini di lapangan dapat dilaksanakan dengan baik oleh para Duta Hemat Energi.
Sumber : esdm.go.id