SUARAMANADO, Yogyakarta : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) terus mengembangkan berbagai bentuk kompetisi sebagai bagian dari manajemen talenta, penguatan karakter, inspirasi prestasi dan keunggulan SDM muda guna meningkatkan mutu pendidikan melalui Merdeka Belajar. Komitmen Kemendikbudristek ini salah satunya diwujudkan melalui keterlibatan Indonesia dalam International Olympiad in Informatic (IOI) di mana penyelenggaraannya tahun ini terasa lebih istimewa karena sebagai tuan rumah, Indonesia mendapat apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kami memiliki lebih dari 50 juta peserta didik di semua jenjang, mereka didorong untuk berkompetisi sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang sains, seni-budaya, vokasi, kewirausahaan, dan olah raga,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pada pembukaan IOI di ISI Yogyakarta, Selasa (9/8).
“Ini sangat penting karena kita mengandalkan mereka untuk mengawal gelombang revolusi keempat dan membangun masyarakat informasi dunia yang mensejahterakan. IOI adalah katalis di mana generasi dunia yang mencintai sains terus belajar untuk mencoba, banyak bertanya, berkompetisi dengan sehat, berinovasi, dan berkolaborasi. Dan kita harus ingat bahwa competition is good but collaboration is much better,” ujar Menteri Nadiem lebih lanjut.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti menyebut beberapa tujuan penyelenggaraan IOI. Pertama, menemukenali, mendorong, menantang, dan memberikan pengakuan terhadap anak-anak muda yang memiliki talenta hebat di bidang informatika. Kedua, membangun persahabatan internasional di antara para ilmuwan dan para pendidikan bidang komputer. Ketiga, memperkenalkan disiplin ilmu komputer kepada kaum muda.
Keempat, mempromosikan penyelenggaraan kompetisi informatika untuk siswa sekolah menengah. Kelima mendorong negara-negara untuk menyelenggarakan kompetisi IOI dimasa depan. Bagi Indonesia, ajang ini selain sebagai ajang prestasi, juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi (computational thinking) bagi anak-anak Indonesia dalam rangka Merdeka Belajar.
Selain melaksanakan kontes dan pertemuan-pertemuan General Assembly, seluruh peserta juga akan diundang untuk melakukan ekskursi ke berbagai tujuan wisata dan atraksi budaya di seputar Yogyakarta dan akan diselenggarakan malam budaya di Candi Borobudur. “Diharapkan dengan agenda ini, seluruh kontestan dan delegasi IOI dapat mengenal lebih dekat dan menikmati atraksi wisata dan keindahan kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Yogyakarta,” imbuhnya.
Cai Cengwu, President of Huawei Asia Pacific Research Institute menyampaikan rasa bangganya atas IOI yang ia sebut sebagai ajang yang luar biasa menarik karena mempertemukan talenta muda digital dunia. “Dunia digital berkembang dengan pesatnya. Peluang ini menjadi alternatif solusi atas berbagai masalah yang timbul akibat ketidakpastian situasi global. Kami harap melalui ajang ini, kompetensi digital para peserta akan terus meningkat seiring dengan kemampuan mereka membangun jejaring sosial yang kian terasah,” harapnya.
Berikutnya, Arthur Breitman,Tezos Co-Founder juga merasa bangga atas kerterlibatannya dalam ajang IOI. “Kami mendukung berkembangnya ekosistem di dunia digital dan pemrograman. Saya harap semua peserta dari seluruh dunia yang berkumpul dalam momen ini dapat menjalin persahabatan agar makin berani mengatasi tantangan untuk memecahkan masalah di masa depan,” tuturnya.
Terakhir, President Director Acer Indonesia, Herbet Ang menyatakan dukungan untuk kegiatan yang berdampak besar bagi perkembangan kualitas pendidikan di dunia melalui IOI. “Dengan terselenggaranya IOI di Indonesia, Acer berharap kompetisi ini dapat meningkatkan mutu pendidikan yang telah berjalan dengan baik di tanah air guna menghasilkan anak bangsa dengan talenta unggul,” pungkas Herbet.
Sumber : kemendikbud.go.id