SUARAMANADO, Jakarta : Berbagai indikator utama di level nasional telah menunjukkan prospek yang baik di tahun 2022. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) telah meningkat ke level 119,6 pada bulan Januari 2022. Peningkatan optimisme konsumen ini tentu juga tercermin di level provinsi, antara lain di Kota Semarang – Provinsi Jawa Tengah dimana IKK mengalami peningkatan ke level 130,6 pada bulan Januari 2022. Sinyal ini akan menjadi potensi pertumbuhan ekonomi yang baik bagi Provinsi Jawa Tengah dan DIY yang mayoritas masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 60%.
Selain itu, peningkatan PMI Manufaktur Indonesia ke level 53,7 pada bulan Januari 2022 juga mengindikasikan industri pengolahan terus meningkatkan aktivitas produksi di awal tahun 2022. Indikasi ini tentunya juga menggambarkan aktivitas manufaktur di Provinsi Jawa Tengah dan DIY mengingat sektor ini memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,31% dan 12,36% terhadap Produk Domestik Regional Bruto masing-masing provinsi.
Sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah dan DIY juga berhasil mencatatkan pertumbuhan positif di tahun 2021 dan capaian positif tersebut diyakini akan menjadi fondasi untuk percepatan pemulihan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dan DIY pada tahun 2022.
“Dari sisi sektor keuangan, saya mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah bekerjasama dengan seluruh industri jasa keuangan yang telah memberikan dukungan kepada pelaku usaha di sektor riil untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Khusus perbankan, dukungan melalui penyaluran kredit maupun pembiayaan telah terjadi peningkatan di Provinsi Jawa Tengah dan DIY pada bulan November 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun 2020,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan Jawa Tengah dengan tema Peran Sektor Jasa Keuangan Dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Daerah yang dilakukan secara virtual, Selasa (8/03).
Pada tahun 2022, Pemerintah telah menargetkan ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 5,2% (yoy) dan strategi pengendalian pandemi masih memiliki peran krusial untuk mencapai target pertumbuhan ini. Oleh karena itu, Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga efektivitas pengendalian pandemi demi mendukung pemulihan ekonomi di level nasional maupun daerah.
“Momentum pemulihan ekonomi ini perlu dijaga dan tingkatkan bersama sehingga dapat tumbuh tinggi dan keluar dari Middle Income Trap dalam jangka menengah panjang. Oleh karena itu, Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan berbagai program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural,” ujar Menko Airlangga.
Dukungan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus dilanjutkan di tahun 2022. Segmentasi KUR yang telah terbagi menjadi KUR super mikro, mikro, dan kecil dapat dimanfaatkan UMKM untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Sepanjang tahun 2021, pembiayaan KUR telah disalurkan sebesar Rp281,9 triliun dan diberikan kepada 7,4 juta debitur. Sementara di awal tahun 2022 ini, pembiayaan KUR tercatat telah disalurkan sebesar Rp44,36 triliun atau 11,89% dari target tahun 2022 sebesar Rp373,17 triliun dan diberikan kepada 1,05 juta debitur.
“Sinergi yang kuat antara pemerintah dengan seluruh stakeholders, termasuk pelaku usaha jasa keuangan menjadi keharusan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Semoga semangat dalam meraih peluang di tahun 2022 dapat berperan sebagai pendorong pemulihan ekonomi,” pungkas Menko Airlangga.
Sumber : ekon.go.id