SUARAMANADO, Jakarta : Memasuki pertengahan tahun 2024, kondisi perekonomian nasional justru kian menunjukkan penguatan dengan capaian terkini pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 sebesar 5,11% (yoy), bahkan lebih tinggi dari triwulan I-2023 dan triwulan IV-2023 yang masing-masing sebesar 5,04% (yoy). Solidnya angka pertumbuhan ekonomi tersebut juga telah memperoleh afirmasi berbagai lembaga rating yang memberikan penilaian positif bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Dalam Seminar Ekonomi Perkumpulan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ), Sabtu (11/05), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur sebagai salah satu leading indicator dalam perekonomian juga masih konsisten berada pada level yang ekspansif di angka 52,9 poin. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara lainnya seperti China sebesar 51,4, Korea Selatan sebesar 49,4, dan Malaysia sebesar 49 poin.
Lebih lanjut, capaian pertumbuhan ekonomi nasional secara regional juga menunjukkan perkembangan yang kuat dengan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari triwulan I-2023 pada sejumlah wilayah yakni Kalimantan, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara. Selain itu, wilayah Maluku-Papua juga mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 12,15% yang berasal dari hasil aktivitas pertambangan di wilayah tersebut, serta Pulau Jawa juga masih menduduki peran sebagai kontributor tertinggi terhadap PDB Nasional yakni sebesar 57,70%.
Berbekal capaian pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga, Pemerintah melalui Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2045 telah menetapkan sebuah visi Indonesia Emas 2045, dengan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2045 yakni memiliki PDB Nominal sebesar USD9,8 triliun dan GNI Per kapita sebesar USD30.300. Untuk dapat merealisasikan target menjadi High Income Country jelang 2045, pertumbuhan ekonomi per tahun harus didorong pada kisaran 6-7% disertai investasi yang terus tumbuh.
“Salah satu caranya tentu kita harus mendorong ekonomi kita lebih transformatif, dan untuk transformatif itu kita menjalin kerja sama global. Indonesia sudah berhasil menjadi tuan rumah G20 dan kita sangat dihormati dunia karena kita punya kemungkinan soft power dalam G20, karena kekuatan diplomasi internasional adalah kekuatan ekonomi,” ujar Menko Airlangga.
Selain berperan dalam Presidensi G20 Tahun 2022 tersebut, Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia juga telah menunjukan eksistensi dan prestasi pada kancah ekonomi global melalui Keketuaan ASEAN di tahun 2023, hingga aktif dalam berbagai inisiatif ekonomi seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Asian Zero Emission Community (AZEC). Kemudian melalui kemitraan strategis seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), Indonesia membuktikan mampu menjadi pemain penting dalam menavigasi perekonomian dunia.
Di samping keanggotaan berbagai fora internasional tersebut, Indonesia juga kembali memperkuat kedudukannya dengan mengajukan keanggotaan dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia setelah Jepang dan Korea, yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh OECD.
“Kenapa OECD penting karena kita mau next reform, reform kita pertama saat Covid Undang-Undang Cipta Kerja kita revisi lebih dari 60 Undang-Undang, next implementation-nya melalui OECD. Banyak data yang mereka punya, dan banyak standar yang mereka punya, kita sudah punya juga. Kita sangat siap untuk internasional standar. Kita berharap pertumbuhan kita akan bertambah lagi dan dengan masuk OECD ini investasi akan banyak masuk,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PPAKKJ) Chris Kanter, Chief Executive Officer GoTo Group Patrick Walujo, Ketua Umum PPAKKJ James Widyabudhi Prakarsa, serta Rektor Kolose Kanisius yang diwakili oleh Romo Hendra Sutedja.
Sumber : ekon.go.id