Diyakini Punya Nilai Lebih, Wamendes Budi Arie Dorong Makin Banyak Perempuan Jadi Kepala Desa

SUARAMANADO, Maros : Keterlibatan perempuan desa menjadi tujuan SDGs Desa nomor lima dengan berbagai peran yang bisa dilakukan, salah satunya adalah sebagai kepala desa dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. Nilai lebih perempuan sebagai seorang pemimpin tersebut diyakini oleh Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mampu membawa kemajuan dan kemandirian desa lebih cepat.

“Sekarang ini kita sensitif soal gender equality, kesetaraan gender. Saya yakin kalau kepala desa perempuan lebih amanah. Mohon maaf saya pro perempuan masalahnya. Jadi semakin banyak perempuan jadi kepala desa, saya yakin makin banyak yang maju karena desa itu harus ramah anak, ramah perempuan,” ujar Wamen Budi Arie saat memberikan sambutan peringatan ulang tahun Kabupaten Maros ke-63 pada Rabu (27/7/2022).

“Dalam pencapaian kita SDGs Desa kan ada desa ramah anak dan perempuan. Desa harus memberikan fasilitas buat anak tumbuh, sekolah PAUD, dan lingkungan yang memadai untuk anak-anak tumbuh. Itu sangat penting jadi ibu wakil bupati harus memberikan semangat kepada perempuan untuk menjadi kepala desa,” imbuhnya.

Kepala desa di Indonesia masih didominasi oleh laki-laki dimana hanya sekitar 6.000 perempuan menjabat sebagai kepala desa dari total 74.961 desa. Wamendes Budi Arie menegaskan bahwa angka ini harus terus ditambah sebagai salah satu upaya kemajuan negara menuju Indonesia emas 2045.

Peran para perempuan juga diyakini mampu mewujudkan 5 program prioritas nasional yang secara keseluruhan ada di desa. 5 program prioritas tersebut adalah penurunan kemiskinan ekstrem, penurunan angka stunting, ketahanan pangan, digitalisasi ekonomi, dan ekonomi masyarakat.

Selain keterlibatan perempuan dalam membangun desa, Indonesia sebagai negara beriklim torpis harus bisa dimanfaatkan potensinya dalam bidang perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Mulai dari kepala desa, bupati, gubernur, hingga pemerintah pusat harus menjadikannya sebagai peluang untuk menghapus ketertinggalan Indonesia menjadi negara maju. Semua pihak wajib berkolaborasi sehingga ramalan Indonesia menempati posisi ke empat dalam skala dunia di usianya yang ke 100 tahun tidak hanya menjadi sebuah angan dan wacana.

“Tahun 2045 ketika Indonesia berusia 100 tahun Indonesia merdeka, kita diramalkan menjadi negara keempat ekonomi di dunia. Jadi bukan negara kecil, kita ini negara keren. Kemajuan Indonesia ini hanya bisa diwujudkan jika seluruh desanya mandiri. Karena tidak mungkin Indonesia maju jika desanya masih tertinggal. Presiden selalu menyampaikan di berbagai kesempatan termasuk kepada saya bahwa musuh kita bukan negara kuat dan negara lemah tapi negara yang cepat melawan negara yang lambat,” tegas Wamen Budi Arie.

Peringatan hari lahir Kabupaten Maros ke-63 ini dirayakan, salah satunya dengan adanya 13 desa yang berhasil naik statusnya menjadi mandiri. Angka ini diharapkan terus meningkat dengan kerja keras dan kerja cerdas semua aktor termasuk milenial desa.

Dalam kesempatan tersebut hadir Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Ketua DPRD Sulawesi Selatan Andi Ina Kartika Sari, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Muzayyin Arif, anggota DPRD Sulawesi Selatan Andi Muhammad Irfan, Bupati Maros Andi Sahril Chaidir Syam, Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Rizal Suhaili, Direktur Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Lutfi Latief, dan Kepala BPPMD Makassar Andi Muhammad Urwah.

Sumber : kemendesa.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *