Berikan Jaminan Kepastian Pasar Bagi Petani, Program Kemitraan Closed Loop Terus Dikembangkan dan Direplikasi di Berbagai Wilayah

SUARAMANADO, Simalungun : Menjadi salah satu komponen penting dalam mendorong pembangunan industri pertanian, subsektor hortikultura perlu untuk terus beradaptasi di tengah persaingan dan pemintaan konsumen yang semakin meningkat. Diinisiasi oleh Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) serta Institut Pertanian Bogor (IPB), Program Closed Loop hortikultura telah menjadi salah satu model kemitraan yang mampu memperlihatkan dampak signifikan bagi seluruh stakeholders terkait, sejak dilangsungkan pertama kali pada tahun 2020 di Kabupaten Garut.

Closed Loop sendiri merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang melibatkan multistakeholder dan dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budidaya Good Agricultural Practices, sistem distribusi yang baik, serta jaminan pasar atau harga yang bersaing oleh offtaker. Melalui implementasi Closed Loop diharapkan dapat memastikan ketersediaan produk yang berkualitas sesuai kebutuhan pasar, mengurangi ketidakpastian pasokan dan harga, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan konsumen.

“Dengan teknologi dan Closed Loop diharapkan harga dari pertanian bisa meningkat dan seperti tadi harapan Pak Bupati pada saat panen harga tidak akan turun, nah itu tentu yang akan didorong Pemerintah melalui sistem Kemitraan Closed Loop ini,” tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Launching Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu Simalungun (KPT-S) di Desa Nagori Panribuan, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Kamis (22/06).

Hingga kini, Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura telah mendapatkan sambutan positif dari berbagai daerah atas kerja sama dan dukungan multistakeholders yang terlibat sebagai mitra. Seiring dengan keberhasilan implementasi di Kabupaten Garut, program kemitraan tersebut saat ini telah dikembangkan pada 16 kabupaten dan juga terdapat 10 kabupaten yang telah menyampaikan aspirasi untuk dapat mengikuti pengembangan Program Closed Loop tersebut.

Sejalan dengan yang disampaikan Menko Airlangga, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud juga menyatakan bahwa Closed Loop menjadi wujud peran Pemerintah dalam mendorong terciptanya ekosistem pasar sehingga penggunaan sumber daya dapat lebih efisien dan mampu mengurangi risiko. Dalam kemitraan tersebut, inovasi   teknologi dan praktik berkelanjutan juga harus dilibatkan untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang dan berkelanjutan.

“Tidak hanya menjaga ketahanan pangan, yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan pendapatan petani kita supaya semangat untuk tetap bekerja dan berbudidaya tetap tinggi, oleh karena itu Program Closed Loop ditawarkan,” ujar Deputi Musdhalifah.

Dalam kegiatan peninjauan implementasi Program Kemitraan Closed Loop di Kabupaten Simalungun, Menko Airlangga berkesempatan melihat secara langsung hasil-hasil pertanian yang diantaranya berupa sayuran dan buah-buahan serta kemudian berbincang secara langsung dengan sejumlah petani di wilayah Desa Nagori Panribuan dan juga bersama offtaker.

Para petani menyampaikan bahwa program Closed Loop tersebut telah membantu petani untuk mendapatkan jaminan kepastian pasar dengan harga yang menguntungkan bagi petani. Di sisi lain, offtaker juga menyampaikan hal yang serupa yakni merasa terbantu dengan adanya pogram tersebut karena dapat memperoleh dengan mudah komoditas yang dibutuhkan untuk produksi dalam jumlah yang besar, kualitas yang optimal, dan disampaikan secara langsung kepada pihak offtaker.

Sumber : ekon.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *