SUARAMANADO, Jakarta : Asosiasi yang menaungi pabrikan-pabrikan roda empat di Indonesia berharap baterai mobil listrik sudah bisa diproduksi lokal beberapa tahun lagi.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengungkapkan adanya tren peningkatan permintaan mobil listrik. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu adalah memperbanyak produksi lokal mobil listrik beserta baterainya.
Sekadar informasi, saat ini, sudah ada dua mobil listrik berteknologi battery electric vehicle (BEV/mobil listrik murni) yang dirakit di Tanah Air yaitu Hyundai Ioniq 5 serta Wuling Air EV. Namun, baterai kedua model produksi pabrik di Cikarang, Bekasi tersebut untuk sementara masih diimpor dari luar.
“Kami inginkan mobil listrik itu pun komponennya dari Indonesia,” kata Kukuh dalam diskusi virtual bersama Forum Wartawan Otomotif Indonesia pada 15 September 2022 kemarin.
Dia menjelaskan semua bahan baku mentah baterai mobil listrik sudah tersedia di Bumi Pertiwi. Gaikindo sendiri berekspektasi dalam waktu tak terlalu lama sudah ada yang membuat komponen tersebut di dalam negeri.
“Kami harapkan pada 2024 sudah siap diproduksi dan digunakan di kendaraan-kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Kukuh.
Beberapa pihak diketahui telah memberikan komitmen investasi untuk memproduksi baterai mobil listrik di negeri ini, berkat gencarnya promosi plus insentif yang ‘ditebar’ pemerintah.
Beberapa korporasi yang bisa disebut ialah CATL asal China serta LG Energy Solutions.
LG Energy Solutions, misalnya, sedang membangun pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Total nilai investasi pabrik dibagi rata dengan Hyundai Motors Corporation dan produksi komersial rencananya dimulai pada 2024.
Wuling pun mengaku sedang menggodok rencana produksi lokal komponen mobil listrik. Meski demikian, mereka tidak menyebutkan kerangka waktu (time frame) dari wacana itu.
Lebih lanjut, Kukuh mengatakan potensi perkembangan pasar mobil di Indonesia masih sangat besar. Rasio kepemilikan mobil baru 99 unit per 1.000 penduduk.
“Potensi kita besar sekali. Kalau 99 unit per 1.000 penduduk, bisa naikkan satu saja, ada tambahan 270 ribu mobil yang dijual,” lontar dia.
“Daya beli masyarakat itu di kisaran harga Rp300 juta ke bawah. Kalau kendaraan listrik bisa dibuat dan dijual di kisaran harga terjangkau tadi, tentunya akan dapat peminatnya,” lanjut Kukuh.
Saat ini, baru satu mobil listrik yang memenuhi kategori harga tersebut yaitu Air EV. Banderol on the road (OTR) Jakartanya yang termahal adalah Rp295 juta untuk tipe Long Range (300 km).
Sumber : mobil123.com