SUARAMANADO, Kota Batu : Peringatan Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini dirasakan berbeda bagi Sopi’i (40), warga Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Batu, Kota Batu Jawa Timur. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan pemerintah kota Batu ini mendapatkan bantuan pasang baru listrik dari Pemerintah tepat di peringatan ke-77 Kemerdekaan RI. Sebelumnya, Sopi’i harus berbagi meteran listrik dengan rumah orang tuanya karena keterbatasan biaya penyambungan baru.
“Listrik rumah saya nyalur dari rumah orang tua di sebelah, makanya sering tidak akur. Mau buat saluran sendiri, uangnya tidak cukup,” ungkap Sopi’i yang ditemui di kediamannya Senin (15/17).
Setelah mendapat bantuan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sopi’i resmi jadi pelanggan listrik PT PLN (Persero). Sopi’i termasuk dalam kategori rumah tangga tidak mampu yang diberikan program bantuan penyambungan listrik baru oleh Pemerintah.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah, dihari Kemerdekaan ini saya punya listrik sendiri,” ucap Sopi’i.
Bantuan juga diterima oleh Agustinus Rengga (67) warga Desa Ndetundora II, Kecamatan Ende, Kota Ende Nusa Tenggara Timur. Sehari-hari Agustinus bekerja sebagai petani kebun didampingi istrinya yang merupakan seorang penenun kain. Untuk menerangi rumahnya dimalam hari, ia berjuang dengan hanya mengandalkan lampu pelita minyak tanah.
“Sebelumnya sempat berbagi saluran listrik dari tetangga, tetapi dua tahun terakhir diputus” ujarnya.
Kini, setelah mendapatkan bantuan program BPBL dari pemerintah, Rengga merasa bersyukur telah memiliki jaringan listriknya sendiri. Ia merasakan kemerdekaan yang sejati.
Upaya Kejar Rasio Elektrifikasi
Seperti diketahui, Kementerian (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu dan tinggal di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) menjadi sasaran program BPBL melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022. Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari dalam Forum Diskusi Publik di Bandung, Rabu (12/8/2022) mengatakan, program BPBL ini bertujuan untuk mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100%.
Ida menyebutkan, rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia hingga semester I 2022 telah mencapai angka 99,56%. Ia menyebutkan program BPBL yang telah mendapatkan persetujuan Komisi VII DPR RI ini diharapkan menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian target rasio elektrifikasi.
“Pemerintah memiliki beberapa strategi seperti perluasan jaringan, pembangunan minigrid, pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL), Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) serta Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL),” ujar Ida.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar mengungkapkan, masyarakat penerima manfaat program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksanaan dan pengujian instalasi Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN dan token listrik pertama.
Wanhar menyebut program BPBL memiliki berbagai manfaat diantaranya penerima bantuan menjadi pelanggan PT PLN (Persero), masyarakat tidak mampu memperoleh listrik lebih andal dan aman, membantu proses belajar anak-anak pada malam hari, tersedianya akses informasi dan hiburan melalui pemanfaatan listrik untuk media elektronik, serta meningkatkan taraf kehidupan dengan memanfaatkan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif.
Program BPBL disebut Wanhar sebagai komitmen pemerintah dalam pemerataan akses listrik di Indonesia dan bukti bahwa negara hadir dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi. Seperti yang dirasakan Sopi’I dan Rengga, kemerdekaan harus dirasakan secara nyata oleh seluruh rakyat Indonesia.
Sumber : esdm.go.id