SUARAMANADO, JAKARTA : Amerika Serikat dikabarkan pada Kamis (17/3), berencana mengirimkan drone Switchblade atau yang biasa disebut pesawat nirawak kamikaze untuk Ukraina melawan agresi Rusia.
Drone kamikaze atau bunuh diri memiliki kelebihan mampu menabrak target dengan hulu ledak daya hancur besar.
CNN melaporkan, menurut dua sumber yang mengetahui informasi ini, senjata-senjata itu didaftarkan ke dalam paket bantuan usai Ukraina berkonsultasi dengan mitra kongres selama akhir pekan.
Sebelumnya, drone Switchblade hanya berada di daftar permintaan bantuan militer dan teknologi Ukraina. Mereka masih meminta AS agar bersedia membagi senjata ke negara Eropa Timur itu.
Pengiriman senjata itu membuat AS harus memberikan pelatihan bagi pasukan Ukraina untuk mengoperasikan senjata tersebut. Namun pelatihan ini bisa dilaksanakan dari jarak jauh.
Drone kamikaze Switchblade 300 dan Switchblade 600 diproduksi oleh perusahaan AeroVironment.
Perusahaan sejauh ini tak memberikan komentar terkait pengiriman senjata ke Ukraina itu. Mereka hanya memberi sedikit keterangan di situs resminya.
“(Kami) berpihak pada rakyat Ukraina dan semua NATO,” demikian menurut pernyataan perusahaan di situs resmi dikutip CNN.
Diketahui, Switchblade 300 bisa mencapai target hingga 9,6 kilometer. sementara Switchblade 600 dapat menyerang sasaran hingga 32 kilometer. Kedua sistem ini bisa diatur dan diluncurkan dalam beberapa menit.
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan akan memberi bantuan keamanan baru ke Ukraina senilai US$800 juta atau sekitar Rp11 triliun, Rabu (16/3).
Menurut salah satu pejabat Gedung Putih, keseluruhan bantuan Washington ke Kyiv mencapai miliaran dollar AS.
“Total (bantuan) yang diumumkan pada pekan lalu saja menjadi $1 miliar (setara Rp14 triliun),” kata pejabat itu dikutip AFP, Selasa (15/3) malam waktu setempat.
Pekan lalu, Presiden AS, Joe Biden juga telah mengesahkan bantuan peralatan militer tambahan senilai US$200 juta (Rp2,8 triliun).
Pada 26 Februari, AS mengesahkan lagi bantuan ke Ukraina senilai US$350 juta (Rp5 triliun).
AS juga tercatat pernah menyediakan lebih dari 600 rudal Stinger, 2.600 sistem anti tank Javelin, sistem radar, helikopter, peluncur granat, senjata, amunisi dan peralatan lain pada 2021 lalu.
Sumber : cnnindonesia.com