SUARAMANADO, Jakarta: Perekonomian Indonesia memasuki akhir 2025 dengan fundamental yang semakin kuat dan prospek yang optimistis menuju tahun 2026. Di tengah tantangan global yang masih berlanjut, indikator utama ekonomi nasional menunjukkan ketahanan dan momentum pemulihan yang solid. Pemerintah terus memperkuat bauran kebijakan, baik fiskal maupun nonfiskal, untuk memastikan stabilitas pertumbuhan, peningkatan daya beli, serta perluasan peluang investasi di berbagai sektor prioritas.
“Forum ini hadir di saat yang krusial. Menjelang tahun 2026, Indonesia tetap tangguh, melanjutkan perjalanannya sebagai salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis dan menjanjikan di dunia. Untuk mengoptimalkan seluruh potensinya, kita membutuhkan sinergi kolaboratif,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara daring pada the 3rd Trade, Tourism, and Investment Business Forum yang mengangkat tema Indonesian Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade, and Tourism Investment di Jakarta, Selasa (2/12).
Dalam forum tersebut, Menko Airlangga memaparkan bahwa beberapa indikator fundametal ekonomi utama semakin solid, dengan PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada November, Indeks Keyakinan Konsumen di level 121,2 pada Oktober, dan pengeluaran rumah tangga meningkat menjadi 312,8 pada pertengahan November. Kinerja perdagangan luar negeri juga tetap kuat dengan surplus USD35,88 miliar sepanjang Januari hingga Oktober 2025, menandai surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Momentum pertumbuhan ekonomi nasional tersebut juga diperkuat melalui serangkaian kegiatan akhir tahun yang disiapkan Pemerintah untuk mengakselerasi konsumsi masyarakat, termasuk program diskon berbagai moda transportasi yang diselenggarakan pada 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026. Selain itu, bulan Desember juga akan diisi oleh 37 agenda pariwisata besar, penyelenggaraan EPIC Sale, Harbolnas, dan Program BINA yang diperkirakan menggerakkan sektor pariwisata dan ritel dengan nilai transaksi mencapai Rp120 triliun.
Kinerja pariwisata Indonesia juga menunjukkan capaian positif. Kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12,75 juta dari Januari hingga Oktober 2025. Sementara itu, perjalanan wisatawan nusantara telah mencapai 96 juta di bulan Oktober, tumbuh sekitar 18% (yoy).
Lebih lanjut, prospek perekonomian tahun 2026 juga diperkuat melalui pelaksanaan APBN yang diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan inklusif. Pemerintah menggelontorkan sekitar Rp2.500 triliun atau USD150 miliar untuk melaksanakan berbagai program prioritas, termasuk ketahanan pangan, ketahanan energi, Program Makan Bergizi Gratis, hingga pendidikan. Belanja strategis ini diproyeksikan akan mampu memberikan multiplier effect yang signifikan terhadap perekonomian nasional sepanjang 2026.
Dari sisi investasi, kinerja hingga triwulan III 2025 menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Realisasi investasi Januari–September mencapai Rp1.434,3 triliun atau USD85 miliar, tumbuh 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya dan menciptakan 1,95 juta lapangan kerja baru. Sementara itu, realisasi investasi sektor pariwisata pada semester I 2025 mencapai Rp34,02 triliun atau 59,8% dari target tahunan, meningkat 44,03% dibandingkan semester I 2024.
Selain itu, Pemerintah juga terus memperkuat daya saing melalui penyediaan berbagai insentif, termasuk Tax Holiday, Tax Allowance, pembebasan bea masuk untuk impor mesin dan bahan baku, serta super tax deduction hingga 200% untuk pelatihan vokasi dan 300% untuk kegiatan riset dan pengembangan.
“Kita hadir di sini tak hanya untuk menunjukkan stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan kita, namun juga peluang menarik yang menanti di berbagai sektor utama seperti bisnis, perdagangan, dan investasi pariwisata. Saya menantikan diskusi yang mendalam dan kolaborasi kemitraan strategis yang mampu mendorong kemajuan Indonesia dan menghasilkan kesejahteraan bersama,” tutup Menko Airlangga.
Sumber: ekon.go.id












