Wamenkeu Suahasil: Investasi dan Produktivitas Jadi Kunci Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

SUARAMANADO, Jakarta: Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menegaskan bahwa di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, kunci bagi stabilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah fokus pada peningkatan investasi dan produktivitas. Hal itu ia sampaikan dalam Grand Seminar bertajuk Learn from the Past, Navigating the Indonesia Economy Amidst Global Uncertainty di Jakarta pada Kamis (13/11).

Menurutnya, tingginya volatilitas harga komoditas strategis, tensi geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan akan menimbulkan upside risk dan downside risk yang silih berganti. Untuk itu, ia menilai momentum ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi dengan fokus utama mendorong investasi dan produktivitas. “Ini kesempatan kita urus rumah kita sendiri. Ini kesempatan kita urus rumah kita, melakukan transformasi ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Wamenkeu Suahasil pun memaparkan bahwa perekonomian Indonesia berhasil menunjukkan kombinasi stabilitas yang sulit ditemukan di negara lain, yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5% dan inflasi yang terkendali di kaliber 2,5%. “Itu bukan kombinasi yang mudah untuk diwujudkan, tapi Indonesia punya itu,” ucapnya.

Ia juga mengapresiasi kinerja kebijakan fiskal dalam satu tahun terakhir. APBN 2025 terbukti mampu menjadi jangkar stabilitas ekonomi sekaligus keberlanjutan fiskal. APBN berhasil mengawal konsolidasi pemerintahan baru dan transisi birokrasi dengan mulus. Selain itu, kebijakan fiskal sukses melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp300 triliun dari total Rp3.600 triliun, yang kemudian direkonstruksi untuk membiayai program-program prioritas.

Meskipun performa jangka pendek stabil, Wamenkeu mengingatkan bahwa tujuan jangka panjang Indonesia Emas 2045 untuk menjadi negara maju tetap harus menjadi fokus. Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yaitu 6 hingga 8 persen mencontoh pengalaman negara-negara maju lainnya.

Wamenkeu menggarisbawahi, kunci pencapaian ini terletak pada sektor manufaktur yang berorientasi pada nilai tambah tinggi. “Kita ingin manufaktur yang memproduksi barang produktif, bukan sekadar barang konsumsi, seperti mesin dan peralatan,” tegasnya.

Guna mendukung ambisi pertumbuhan tinggi, Indonesia memiliki mesin ekonomi berupa APBN sebagai kebijakan fiskal, Danantara, dan sektor Keuangan. Menurutnya, kolaborasi strategi antara APBN dan Danantara ini akan menjadi “Indonesian Way” untuk mendorong investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Sumber: kemenkeu.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *