SUARAMANADO, Jakarta: Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya mengapresiasi pemerintah daerah yang semakin melek akan potensi ekonomi kreatif lokal. Hal itu disampaikan Menteri Ekraf Teuku Riefky saat audiensi dengan Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian.
“Dulu kepala daerah hanya memetakan sumber daya alam seperti tambang atau perkebunan. Namun, sekarang kita tahu bahwa tambang baru adalah ekonomi kreatif. Akar budaya Melayu, Nusantara, dan Sumatera Utara, termasuk Batu Bara, sangat kuat. Dari budaya itulah lahir inovasi, teknologi, dan kreativitas yang mendorong tumbuhnya industri kreatif,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam audiensi yang berlangsung di kantor Kementerian Ekraf, Jakarta pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Perkembangan pesat industri kreatif di Indonesia kian membuka peluang besar bagi daerah untuk mengoptimalkan potensi lokal. Menteri Ekraf Teuku Riefky turut mengapresiasi Pemkab Batu Bara yang menyadari pentingnya sektor ekonomi kreatif sebagai penopang ekonomi daerah di saat belum semua kepala daerah memahami bahwa ekraf adalah mesin baru pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, Menteri Ekraf Teuku Riefky menekankan pentingnya pemetaan subsektor ekonomi kreatif. Dari 17 subsektor, pemerintah menetapkan tujuh prioritas, yakni kuliner, kriya, fesyen, musik, film, aplikasi dan permainan, serta konten digital.
“Daerah harus menentukan subsektor unggulan agar bisa memberikan dampak nyata bagi pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan,” jelas Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Menteri Ekraf Teuku Riefky juga menegaskan bahwa pemerintah pusat siap berkolaborasi dengan dinas daerah dalam mengakselerasi subsektor yang telah dikurasi.
“Kita fokus 80 persen energi pada subsektor unggulan dan 20 persen pada subsektor lain. Dengan strategi ini, industri kreatif yang sudah bergerak bisa semakin kuat dan berdaya saing. Semoga dapat mendukung visi dan misi Bupati Batu Bara dalam membangun daerah,” tambahnya.
Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian menyampaikan komitmennya mengembangkan ekraf sebagai pilar baru ekonomi daerah.
“Hari ini kami berkeinginan kuat agar ekonomi kreatif di Batu Bara bisa dikembangkan menjadi penopang utama. Kabupaten kami berdekatan dengan Malaysia, hanya empat jam perjalanan laut melalui Selat Malaka. Kedekatan ini membuka peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan sekaligus mengekspor produk ekraf,” katanya.
Menurut Baharuddin, Kabupaten Batu Bara memiliki 465.000 penduduk dengan potensi besar di bidang seni, desain, kuliner, fesyen, dan teknologi. Produk olahan hasil laut seperti ikan, udang, dan kepiting menjadi daya tarik utama, disertai kuliner khas pesisir yang dapat dikembangkan sebagai identitas daerah.
“Kami juga memiliki songket sebagai produk unggulan yang siap kami dorong agar mampu menembus pasar nasional maupun internasional,” imbuhnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Kabupaten Batu Bara tengah mempersiapkan pembentukan dinas ekonomi kreatif dan pariwisata sebagai nomenklatur baru. Hal ini diharapkan dapat memperkuat struktur kelembagaan dalam mengelola ekosistem ekraf di daerah.
Audiensi ini turut dihadiri Wakil Bupati Batu Bara Syafrizal, Kepala Bappelitbangda Arif Hanifa, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Rubi Siboro, serta Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Hakim Hasibuan.
Sedangkan Menteri Ekraf Teuku Riefky didampingi Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Staf Ahli Bidang Sistem Pemasaran dan Infrastruktur Septriana Tangkary, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala, serta Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fahmy Akmal.
Sumber: ekraf.go.id