Upaya Maksimal Dinas Kesehatan Minahasa Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak: Tantangan dan Solusi

Minahasa, 5 Agustus 2025 – Kabupaten Minahasa berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak (AKI dan AKB). Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, di bawah kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Olviane I. Rattu, M.Si, terus berupaya memaksimalkan pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diterapkan berfokus pada peningkatan akses layanan kesehatan, pencegahan, dan edukasi masyarakat.

Dengan tersedianya 25 Puskesmas yang tersebar merata di seluruh 25 kecamatan, akses layanan kesehatan dasar diharapkan semakin mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat Minahasa. “Setiap kecamatan memiliki satu Puskesmas, memastikan aksesibilitas layanan kesehatan primer,” jelas Dr. Rattu. “Sistem rujukan yang terintegrasi juga telah disiapkan untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di klinik atau rumah sakit.”

Pencegahan kematian ibu dan anak menjadi prioritas utama. Dinas Kesehatan Minahasa bekerja sama erat dengan aparat desa dan kelurahan untuk melakukan pemantauan rutin terhadap ibu hamil dan bayi. Pemeriksaan kesehatan berkala, termasuk pemeriksaan kehamilan dan imunisasi bayi, secara aktif dilakukan untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi kesehatan sedini mungkin.

Namun, Dr. Rattu mengakui adanya tantangan signifikan dalam upaya ini. “Minimnya keterbukaan informasi dari sebagian masyarakat menjadi kendala utama,” ungkap Dr. Rattu. Banyak kasus kehamilan yang disembunyikan karena berbagai faktor sosial budaya, seperti kehamilan di luar nikah, pernikahan dini, atau kehamilan tanpa sepengetahuan suami. “Seringkali, kami baru mengetahui kasus kehamilan ketika sudah terlambat untuk mendapatkan pertolongan medis,” jelasnya. “Hal ini berdampak langsung pada peningkatan angka kematian ibu dan anak.”

Data yang diperoleh menunjukkan angka kematian ibu dan anak yang mengkhawatirkan, mencapai 22 kasus hingga saat ini. Angka ini mencakup kematian ibu, anak, atau keduanya. “Terkadang, masyarakat menyalahkan pihak kesehatan karena dianggap tidak tanggap, padahal kami telah berupaya maksimal,” ungkap Dr. Rattu. “Namun, keterbatasan informasi dan akses menjadi kendala utama yang perlu diatasi.”

Untuk mengatasi kendala tersebut, Dinas Kesehatan Minahasa meningkatkan upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya di daerah terpencil dan kepada kelompok masyarakat pendatang. Program edukasi kesehatan yang komprehensif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan bayi. “Kami berupaya menjangkau semua kelompok masyarakat, agar terdaftar dan mendapatkan akses layanan kesehatan yang optimal,” kata Dr. Rattu. Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan agama juga dimaksimalkan untuk mensosialisasikan pentingnya perawatan kesehatan ibu dan anak.

Selain peningkatan edukasi, Dinas Kesehatan Minahasa juga fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Puskesmas, serta memastikan ketersediaan obat dan alat kesehatan yang memadai. “Komitmen kami adalah untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Minahasa,” tegas Dr. Rattu. “Namun, keberhasilan upaya ini membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan ibu dan anak.” Dr. Rattu berharap dengan upaya yang lebih terintegrasi dan partisipasi aktif masyarakat, angka kematian ibu dan anak di Minahasa dapat ditekan seminimal mungkin. (Buence)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *