SUARAMANADO, Flores Timur: Kementerian Sosial memastikan ketersediaan logistik di lumbung sosial terdekat dari lokasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. “Kemensos melakukan koordinasi dan memastikan logistik tersedia,” jawab Masriani Mansyur, Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) di Jakarta, Minggu (29/9/2024).
Wilayah terdampak berada di Kabupaten Flores Timur, meliputi Kecamatan Wulanggitang sebanyak 6 desa dan Kecamatan Ilebura sebanyak 1 desa. Masyarakat terdampak juga terdapat di Kabupaten Sikka, tepatnya di Kecamatan Talibura sebanyak 5 desa.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur masih berstatus level III atau siaga pascaerupsi pada 27 September 2024. Kejadian tersebut tidak menimbulkan
korban jiwa. Namun dampak yang ditimbulkan akibat muntahan abu vulkanik membuat sumber air tercemar dan menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih.
Selain itu, abu vulkanik juga merusak sekitar 2.500 rumah di Kabupaten Flores Timur dan 2.000 rumah di Kabupaten Sikka. Sebagian besar kerusakan terjadi pada rusaknya atap rumah masyarakat terutama atap yang terbuat dari seng.
Sementara itu, pascaerupsi tanggal 27 September 2024, aktivitas masyarakat di lapangan masih berjalan normal. Pemerintah daerah belum mengerahkan masyarakatnya untuk direlokasi. Hal tersebut mempertimbangkan masukan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengatakan masyarakat boleh beraktivitas selama berada di zona aman, karena situasi kegunungapian masih relatif aman. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 3-5 kilometer dari pusat erupsi.
Bantuan air bersih telah didistribusikan secara berkala oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Selain itu, pemerintah daerah juga telah mengimbau masyarakat terdampak untuk menutup penampungan-penampungan air agar tidak tercemar debu vulkanik.
Merespon adanya kemungkinan peningkatan aktivitas vulkanologi dan kemungkinan adanya peningkatan status, Kemensos memastikan seluruh kebutuhan logistik bencana tersedia di setiap lumbung sosial, terutama lumbung sosial terdekat. “Kami pastikan logistik tersedia di lumbung sosial Kecamatan Talibura,” jelas Masriani. Lumbung sosial Kecamatan Talibura berada di Kabupaten Sikka, berjarak 31 kilometer dengan waktu tempuh 60 menit dari titik erupsi.
Sebanyak sepuluh orang Tagana dikerahkan untuk penanganan dampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi. “Melakukan pembagian masker, pemasangan terpal atap rumah, dan pendistribusian air bersih,” sambung Masriani.
Sebelumnya, erupsi Lewotobi Laki-laki mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak statusnya naik ke level III (Siaga) pada 15 Desember 2023. Meski sempat turun ke level II (Waspada) pada Februari 2024, status kembali dinaikkan pada 10 Juni 2024, menyusul erupsi yang terus berlanjut hingga saat ini. Pada Jumat, 27 September 2024, gunung tersebut kembali meletus dengan tinggi asap mencapai 700 meter.
Kemensos juga mendorong Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial untuk mendata masyarakat yang terdampak pada ekonomi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan penguatan ekonomi pascapemulihan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) bencana.
Selain itu, Pemerintah Daerah memfokuskan pelayanan kesehatan di tingkat desa dan kecamatan, terkait masyarakat yang terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), penyakit kulit, dan diare akibat paparan abu vulkanik.
Terkait bantuan perbaikan rumah, Kemensos melalui Direktorat PSKBA masih menunggu pengajuan dan hasil asesmen yang dilakukan masing-masing Kabupaten terdampak. “Masih menunggu data resmi masing-masing kabupaten,” jelas Masriani.
Selain dampak yang terjadi, Kemensos juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengantisipasi ancaman banjir lahar dingin ketika musim hujan tiba. “Untuk musim hujan ada ancaman banjir lahar dingin,” ucap Masriani. Saat ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur sedang membuat kanal pengalihan aliran lahar dingin untuk meminimalkan dampak.
Sumber: kemensos.go.id