SUARAMANADO, Tabanan : Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekosistem pertanian secara lebih komprehensif dan terpadu dari hulu hingga hilir serta memperluas ekosistem agribisnis dengan meningkatkan produktivitas komoditas hortikultura untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Dalam rangka pengembangan kemitraan Closed Loop (CL) Agribisnis hortikultura untuk mendukung peningkatan produktivitas komoditas hortikultura yang berdaya saing dan meningkatkan kesejahteraan petani, Pemerintah menyelenggarakan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dan Launching Kemitraan Closed Loop di Kabupaten Tabanan, Kamis (14/12).
Rangkaian kegiatan dimulai dengan panen cabe rawit sebagai penanda Launching Kemitraan CL, kemudian dilanjutkan dengan Penandatangan Perjanjian Kerjasama dan Diskusi tindak lanjut kemitraan CL Hortikultura. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan lanjutan setelah sebelumnya di bulan September 2023 telah dilaksanakan kegiatan serupa di Kabupaten Buleleng.
Kemitraan CL Agribisinis Hortikultura di Kabupaten Tabanan didukung oleh 12 stakeholder yang akan melaksanakan komitmen sesuai dengan Nota Kesepahaman (MoU) multi pihak diantaranya yakni Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Pemerintah Daerah Tabanan, BRI, Pupuk Indonesia, Ewindo, Kelompok Tani Budhi Karya, KADIN, PT Paskomnas, PT BEST dan Dekan Universitas Udayana.
Berdasarkan Data Bank Indonesia pada bulan November 2022, komoditas cabai rawit di Provinsi Bali menyumbang inflasi sebesar 0,162 persen dan cabai merah sebesar 0,109 persen. Di tahun 2022, Kabupaten Tabanan menempati posisi ke 5 produksi cabai rawit dari 9 Kabupaten/Kota dengan total produksi 700 ton. Kelompok Tani Budhi Karya sendiri mampu mencapai produksi komoditas cabai sebesar 90 kuintal terhadap pencapaian total produksi cabai Kabupaten Tabanan sebesar 9.002 kuintal.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti pada kesempatan tersebut mengapresisasi Provinsi Bali khususnya Kabupaten Tabanan sebagai salah satu sentra produksi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. “Dengan program pengembangan hortikultura yang telah disosialisasikan dan difasilitasi kepada kelompok tani selanjutnya bisa dikuatkan oleh Pemerintah, BUMN, swasta dan juga masyarakat,” tutur Asdep Yuli.
Bupati Tabanan yang diwakili oleh Sekda Gede Susila, menyebutkan kemitraan closed loop sebagai langkah pengembangan dan perluasan ekosistem agribisnis agar rantai nilai pertanian bisa terintegrasi dari hulu hingga hilir.
“Program ini bertujuan membantu mendampingi petani agar ke depannya bisa membangun kolaborasi dengan multi-stakeholder terkait dan diharapkan memberikan efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, kemudahan akses agroinput serta kemudahan pembiayaan dan pemasaran dalam rantai pasok hortikultura. Selain itu, diharapkan dapat membantu akselerasi program prioritas Pemerintah tahun 2023, yaitu penanganan inflasi, kemiskinan ekstrem dan stunting, khususnya di bidang pertanian,” Jelas Sekda Gede Susila.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli, Asisten Direktur Bank Indonesia Provinsi Bali, Pemimpin Cabang PT BRI Kabupaten Tabanan, Direktur Pengembangan Agribisnis PT Paskomnas, Manager Perumda Pasar Dharma Santika, Direktur Utama PT Bandung Eco Sinergi Teknologi (BEST), Perwakilan Direktur Sayuran Tanaman Obat (STO) Kementerian Pertanian, Camat Kabupaten Penebel, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, Perwakilan Pupuk Indonesia, Perwakilan PT Petrokimia Gresik, Perwakilan PT Ewindo, serta Ketua Kelompok Tani Budhi Karya.
Sumber : ekon.go.id