Di KBRI Tashkent, Menteri PANRB Ajak Lipat Gandakan Perdagangan RI-Uzbekistan

SUARAMANADO, Uzbekistan : Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengapresiasi kinerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tashkent, Uzbekistan, dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat Indonesia maupun pelayanan bagi pelaku usaha Tanah Air untuk memasuki pasar negara tersebut. Hal itu merupakan bagian dari peningkatan pelayanan publik yang merupakan tugas semua elemen birokrasi, termasuk jajaran kedutaan.

Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan kerjanya ke KBRI Tashkent, di Uzbekistan sebelum bertemu dengan Menteri Ketenagakerjaan dan Pengentasan Kemiskinan Uzbekistan Kuchkarov Djamshid Anvarovich, yang juga membawahkan sektor pelayanan publik. Di KBRI Tashkent, Anas disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan Sunaryo Kartadinata. Hadir pula para WNI yang tinggal di Uzbekistan.

“Indonesia dan Uzbekistan memiliki ikatan yang kuat sejak lama. KBRI di Tashkent tentu memainkan peran yang signifikan untuk terus memperkuat relasi kedua negara,” ujar Anas, Kamis (12/10).

Anas mengatakan, fungsi pelayanan publik KBRI Tashkent selama ini telah berjalan baik, dan ke depan harus terus ditingkatkan. Misalnya dalam pelayanan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (e-KTKLN) untuk memastikan para pahlawan devisa tersebut aman secara prosedur dan sesuai mekanisme peraturan setempat.

“Pelayanan dan sosialisasi mengenai e-KTKLN yang diberikan KBRI di sini kepada para pekerja migran Indonesia sudah sangat baik. Berbagai fungsi pelayanan lain juga harus terus ditingkatkan dari selama ini yang sudah cukup baik,” ujar Anas.

Termasuk dalam hal fungsi pelayanan publik bidang peningkatan kerja sama ekonomi di antara kedua negara. Total transaksi perdagangan Indonesia dan Uzbekistan mencapai USD 82,5 juta pada 2022. Sesuai arahan Presiden Jokowi dan terus dijalankan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, para diplomat Indonesia juga harus memainkan peran sebagai “agen pemasaran” produk Indonesia di kancah global.

“Ini sebuah capaian yang cukup baik, dan ke depan perlu diakselerasi. Uzbekistan dan negara sekitarnya seperti Azerbaijan, Kyrgystan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan negara Asia Tengah lain merupakan pasar ekspor non tradisional yang potensial dilirik perusahaan Indonesia. KBRI di Tashkent dapat mengoptimalkan peran sebagai ‘intelejen pasar’ sektor mana saja yang bisa dimasuki pebisnis Indonesia di Uzbekistan dan Kyrgyzstan sesuai wilayah kerjanya,” ungkap Anas.

Di depan pejabat KBRI dan para WNI, Anas juga menyampaikan berbagai progres pembangunan Indonesia yang sangat pesat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Anas memaparkan perekonomian yang stabil, program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, peluncuran kereta cepat pertama Asia Tenggara di Indonesia, dan posisi penting Indonesia di jajaran negara anggota G-20.

“Indonesia kini disegani di dunia internasional, diletakkan di posisi terhormat dalam pergaulan dunia. Kita harus bangga, dan terus bekerja sebaik-baiknya memajukan Indonesia sesuai tugas, pekerjaan, maupun profesi kita masing-masing,” papar mantan kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tersebut.

Sumber : menpan.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *