SUARAMANADO, Jakarta : Saat ini, dunia masih mengalami kondisi perlambatan ekonomi global. Adanya fragmentasi geopolitik, inflasi, perubahan iklim, bencana alam, dan ancaman krisis pangan menuntut komitmen setiap negara di dunia untuk bekerja sama membangun ketahanan pangan.
Dalam acara Konferensi Nasional dan Expo Ketahanan Pangan Indonesia 2023 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Petani dan Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor, Universitas Al-Azhar Indonesia, Forum Rektor Indonesia, dan PT Wahyu Promo Citra di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/08), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo secara resmi membuka acara tersebut dan juga memberikan keynote speech.
Di tengah kondisi perlambatan ekonomi global saat ini, ekonomi Indonesia mampu tumbuh kuat sebesar 5,17% (yoy). “Dan ini sudah 7 kuartal berturut turut. Jadi kita sudah punya daya tahan selama 7 kuartal diatas 5%. Oleh karena itu menunjukkan ekonomi kita solid dan pangannya tahan dan masyarakat bisa mangan dengan aman,” tutur Menko Airlangga.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan meski tumbuh di bawah rata-rata ekonomi nasional selama 6 dekade terakhir, namun tetap resilien dalam krisis dan berperan sebagai penyangga perekonomian. Sektor pertanian pada Triwulan II 2023 tumbuh 2,02% dan berkontribusi 13,35% pada PDB, menempati urutan kedua setelah industri pengolahan.
Untuk mendukung keberlanjutan sistem pangan, penerapan sistem pertanian ramah lingkungan menjadi krusial sebagai model pertanian masa depan yang akan mendukung ekonomi hijau.
“Nah, tentu beberapa hal yang perlu dijaga adalah stabilitas harga. Walaupun secara global ini adalah tantangan sesudah kemarin pada saat perang memang komoditas tidak terkendali, namun sekarang komoditas yang perlu dijaga ini beras. Setiap negara kalau kebutuhan dalam negerinya tidak mencukupi akan menutup pintu ekspor. Nah itu sebagai line of defense, pertahanan dari masing masing negara. Oleh karena itu, kita berharap pertahanan Indonesia diperkuat dengan pengembangan-pengembangan food estate,” kata Menko Airlangga.
Penerapan ekonomi hijau adalah salah satu strategi transformasi ekonomi Indonesia untuk keluar dari middle income trap. Dengan tetap memperhatikan lingkungan, pendekatan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial melalui ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon. Pertanian berwawasan lingkungan juga turut mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Saya sangat berharap bahwa kita terus fokus agar kedaulatan pangan bisa terjaga, bisa mandiri, bisa menjaga pasca panen, dan bisa menjaga stok. Dengan Konferensi Nasional dan Expo Ketahanan Pangan yang secara resmi dibuka ini saya juga berharap bahwa swasembada pangan untuk kemandirian bangsa bisa kita ciptakan,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Pangan Nasional, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Jajaran Eselon 1 Kementerian/Lembaga yang hadir, Imam Besar Masjid Istiqlal, Ketua Forum Rektor Indonesia, Ketua Umum MAPORINA, serta Jajaran Pengurus MAPORINA.
Sumber : ekon.go.id