Wamenpar Dorong Buku Manajemen Pengunjung Jilid 2 Jadi Acuan Tata Kelola Destinasi

SUARAMANADO, Jakarta: Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menegaskan pentingnya penerapan sistem manajemen pengunjung sebagai bagian dari kebijakan nasional untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Peluncuran buku Manajemen Pengunjung Jilid 2 karya Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Fransiskus Xaverius Teguh, menjadi salah satu referensi penting bagi pengembangan standar pengelolaan destinasi di Indonesia.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa dalam dalam closing statement acara peluncuran dan bincang buku yang digelar secara daring, Rabu (22/10/2025), mengatakan karya tersebut berperan strategis dalam memperkuat kapasitas pengelolaan destinasi, terutama pada aspek keseimbangan antara daya dukung lingkungan, pengalaman pengunjung, serta keberlanjutan sosial ekonomi masyarakat lokal.
“Buku ini bukan hanya karya akademis, tetapi instrumen kebijakan yang dapat digunakan untuk memastikan setiap destinasi wisata memiliki sistem pengelolaan yang terukur, berkeadilan, dan berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Wamenpar Ni Luh.
Menurut Wamenpar, isi buku ini sejalan dengan arah lima program prioritas nasional di sektor pariwisata yang tengah dijalankan di bawah arahan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, yaitu Gerakan Wisata Bersih, Tourism 5.0, Pariwisata Naik Kelas, Pengadaan Event Wisata berbasis Intellectual Property Indonesia, serta Pengembangan Desa Wisata.
“Seluruh program tersebut membutuhkan panduan kebijakan berbasis bukti. Buku Manajemen Pengunjung menyediakan kerangka konseptual dan teknik implementasi hard dan soft measures yang dapat membantu pemerintah daerah dan para pengelola destinasi menata alur kunjungan, meningkatkan kualitas layanan, sekaligus melindungi daya dukung alam dan sosial,” ujar Ni Luh.
Ia menambahkan bahwa Kementerian Pariwisata tengah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendorong penerapan prinsip visitor management ke dalam perencanaan destinasi, termasuk dalam penyusunan rencana induk, standar pelayanan minimal, dan model bisnis pariwisata berkelanjutan di tingkat daerah.
“Dengan pendekatan berbasis kebijakan publik dan bukti ilmiah, kita bisa memastikan bahwa pariwisata tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologis dan sosial budaya,” katanya.
Wamenpar juga mendorong agar buku tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris agar bisa digunakan secara luas, termasuk sebagai rujukan dalam kerja sama internasional dan forum kebijakan pariwisata global.
Sementara itu, Fransiskus Xaverius Teguh menyebutkan bahwa kedua jilid buku Manajemen Pengunjung tidak hanya menjabarkan teori, tetapi juga menyajikan contoh implementasi dari berbagai destinasi di Indonesia dan dunia.
“Pendekatan visitor management di Indonesia memiliki kekayaan tersendiri karena dibangun di atas kearifan lokal dan pengalaman spiritual masyarakat setempat. Itulah yang menjadikan pengalaman wisata di Indonesia unik, bernilai, dan berkelanjutan,” kata Frans.
Ia berharap buku ini dapat membantu para pembuat kebijakan, akademisi, pengelola destinasi, dan pelaku industri pariwisata dalam merancang sistem pengelolaan yang selaras dengan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

Buku Manajemen Pengunjung Jilid 1 dan 2 diterbitkan oleh Penerbit Obor Indonesia dan dapat diperoleh melalui situs obor.or.id, marketplace Shopee dan Tokopedia, serta toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Sumber: kemenpar.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *