SUARAMANADO, Jakarta : Bertujuan untuk bertukar pikiran dan perspektif dengan para pakar ekonomi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memimpin Diskusi Ekonomi dengan tema “Mengawal Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” bersama Dewan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Rabu (19/06/2024).
Indonesia memiliki visi besar menjadi negara berpendapatan tinggi atau maju sebelum tahun 2045. Namun, untuk mencapai target tersebut, pertumbuhan ekonomi harus meningkat dari kisaran 5% saat ini menjadi sekitar 6%. Oleh karena itu, diskusi ini dianggap penting agar pemerintah dapat bertukar pikiran dan mendapatkan masukan dari para akademisi terkait evaluasi pembangunan selama 10 tahun terakhir dan langkah-langkah strategis yang harus diambil ke depan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Salah satu tindak lanjut untuk mendorong visi tersebut adalah mengukur efektivitas kebijakan di Indonesia, yang menurut Menko Luhut, akan sangat baik jika UI turut andil dalam hal ini.
“Saya ingin menyampaikan kepada UI bahwa UI harus bermanfaat untuk melakukan pengukuran. Seperti di mana posisi kita sekarang? Misalnya, biaya pendidikan meningkat dari 5% menjadi 20%, apa dampaknya? Sehingga dari situ, kita akan tahu apakah kebijakan kita benar atau tidak. Saya pikir kita manfaatkan itu. Banyak sekali hal yang dapat kita perbaiki, seperti hilirisasi nikel, digitalisasi, e-catalogue,” tutur Menko Luhut.
Riset merupakan salah satu inisiatif yang diusulkan oleh Menko Luhut. Keterlibatan UI, khususnya FEB UI, dalam menggarap studi sebagai evaluasi pembangunan beberapa tahun terakhir serta program pembangunan ke depan dianggap penting untuk mengedukasi dan menginformasikan publik.
Menko Luhut menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi oleh negara sebesar Indonesia sangat kompleks, terutama isu terkait ketahanan pangan, disrupsi digital, perubahan iklim, fragmentasi geopolitik, serta kompetisi ekonomi. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah dan akademisi sangat diperlukan.
“Karena kadang-kadang kita merasa diri kita paling pintar. Mungkin kita memang pintar di satu area, tapi masalah ini sebenarnya kompleks. Bagaimana kita mengidentifikasi masalah sehingga kita bisa mencari solusi yang tepat dan holistik,” ujar Menko Luhut.
“Kalau kita bekerja secara terintegrasi, pasti bisa menyelesaikan masalah. Kalau tidak, akan sulit untuk diselesaikan. Kami ingin UI juga memberikan masukan agar kita bisa bekerja bersama-sama,” lanjutnya.
Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, turut hadir dan memimpin diskusi ini bersama Menko Luhut. Ia setuju dengan usulan Menko Luhut terkait pentingnya kerja sama untuk bersama membangun Indonesia.
“Kita butuh kolaborasi antar pihak, antar bidang, karena tidak ada satu disiplin yang bisa menyelesaikan semua masalah,” ujar Teguh.
Menko Luhut berharap ke depannya diskusi dengan para akademisi seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kebijakan pemerintah.
“Kalau teman-teman UI bersedia bertemu di kantor saya, nanti kita diskusi apa saja, topik apa saja dibawa, nanti kita bicarakan. We are very welcome untuk memperkaya ilmu dengan tujuan yang sama, yaitu memajukan negeri,” tutup Menko Luhut.
Sumber : maritim.go.id