SUARAMANADO, Klaten: Di tengah derasnya arus modernisasi saat ini, Indonesia menjadi negara yang tetap teguh dalam menghormati dan merawat nilai-nilai luhur keberagaman tradisi dan budaya yang sarat akan kearifan lokal. Salah satu wujud nyata dari komitmen pelestarian budaya tersebut tampak dalam tradisi Saparan Apem Yaa Qowiyyu yang digelar setiap tahunnya pada bulan Safar di Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (6/08).
Diawali dengan Kirab Budaya Gunungan Apem, gelaran Saparan Apem Yaa Qowiyyu yang bertepatan dengan Haul Kyai Ageng Gribig ke-406 tersebut kembali disambut antusias oleh puluhan ribu masyarakat. Tradisi tersebut berakar dari strategi dakwah unik dan inovatif yang diperkenalkan oleh Kyai Ageng Gribig sejak lebih dari empat abad lalu, yakni melalui pembagian apem kepada masyarakat sambil membaca wirid Yaa Qowiyyu sebagai simbol ajaran dan nilai kebajikan yang terus diwariskan hingga kini.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Ravindra Airlangga yang turut hadir bersama jajaran Kemenko Perekonomian menyebutkan bahwa peringatan haul melalui kegiatan tersebut menjadi upaya merawat tradisi kebudayaan yang sudah turun-temurun di kawasan Jatinom Klaten, dalam rangka mengenang dan meneruskan perjuangan Kiai Ageng Gribig yang hidup pada masa Sultan Agung Hanyokro Kusumo Mataram.
Pembagian apem dalam tradisi Saparan Apem Yaa Qowiyyu merupakan simbol nyata dari andum atau berbagi ampunan kepada sesama, sebagaimana diajarkan dalam dakwah budaya oleh Kyai Ageng Gribig. Praktik andum ini pertama kali diperkenalkan sebagai sarana untuk mendorong masyarakat mengamalkan nilai-nilai kebaikan, khususnya dalam bentuk sedekah, guna membangun tatanan masyarakat yang harmonis, peduli, dan damai.
Hingga kini, semangat tersebut terus dilestarikan dan tercermin melalui pembagian sekitar lebih dari 54 ribu apem hasil sumbangan masyarakat dari berbagai daerah sebagai bentuk partisipasi dalam memeriahkan tradisi ini. Selain melambangkan nilai kebajikan dalam berbagi, antusiasme masyarakat dalam memperebutkan apem juga mengandung pesan filosofis bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan hanya dapat diraih melalui usaha yang kuat, sehingga masyarakat diajak untuk terus meningkatkan tekad dan ikhtiar dalam mewujudkan harapan dan cita-cita.
Lebih lanjut, nilai-nilai luhur yang diajarkan dan diwariskan oleh Ki Ageng Gribig juga terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Filosofi yang terkandung dalam simbol apem menjadi pengingat akan pentingnya akar budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun apem sendiri dimaknai sebagai singkatan dari akar sejarah kuat yang mencerminkan pentingnya menjaga tradisi dan warisan para pahlawan bangsa, persatuan dan kesatuan sebagai wujud komitmen menjaga toleransi dan kerukunan dalam kebhinekaan, ekonomi kerakyatan yang mencerminkan pembangunan ekonomi berpihak pada kemakmuran rakyat, serta masyarakat yang maju, beragama, dan berakhlakul karimah sebagai tujuan akhir dari pembangunan yang berlandaskan nilai-nilai moral dan spiritual.
Selain menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya warisan leluhur, penyelenggaraan Saparan Apem Yaa Qowiyyu juga berkontribusi nyata dalam menggeliatkan kembali perekonomian masyarakat lokal di Jatinom. Tradisi turun temurun yang digelar selama sepekan tersebut juga menjadi daya tarik pilihan wisata religi dan budaya bagi masyarakat dari berbagai daerah.
Dampak positif juga tercermin dari meningkatnya permintaan terhadap apem dan berbagai jajanan tradisional lainnya, termasuk antusiasme para wisatawan yang turut hadir dan berbelanja selama berlangsungnya kegiatan tersebut. Salah satu penjual UMKM yang memeriahkan kegiatan menyebutkan bahwa omset yang diperoleh dapat meningkat hingga 3 kali lipat selama kegiatan tersebut berlangsung.
“Selain menjaga kelestarian budaya kemasyarakatan sebagai bentuk penghormatan kepada warisan leluhur, tentu penyelenggaraan tradisi ini menjadi salah satu roda penting penggerak ekonomi daerah setempat,” jelas Juru Bicara Kemenko Perekonomian sekaligus Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Bupati Klaten, Wakil Bupati, Ketua DPRD Klaten, Dandim Klaten, Kapolres Klaten, serta Perwakilan Forkopimda Kabupaten Klaten.
Sumber: ekon.go.id