SUARAMANADO, Jakarta: Indonesia memiliki cita-cita besar untuk menjadi negara maju. Oleh karenanya, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi pilar penting yang harus diperbaiki sejak hulu. Terutama dalam hal peningkatan kualitas kesehatan, pemenuhan gizi dan pencegahan stunting.
Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryartono menyampaikan, program makan bergizi gratis yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto berperan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan SDM Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan diskusi Makan Bergizi Gratis Solusi Tekan Angka Stunting, yang diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9, yang disiarkan secara daring, pada Senin (18/11/2024).
“Sangat penting sekali, harapannya program makan bergizi bisa menjadi dorongan pengungkit yang lebih signifikan untuk mampu menurunkan angka stunting di Indonesia. Yang tidak kalah penting tidak hanya menurunkan tapi mencegah munculnya angka stunting baru,” ujar Nunung Nuryartono.
Deputi Nunung menjelaskan, program makan bergizi gratis bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang lebih baik dan juga mencegah stunting. Target utamanya adalah peserta didik di bangku sekolah.
Nunung menerangkan, program makan bergizi yang akan resmi bergulir pada Januari 2025 itu akan mendorong pemanfaatan pangan lokal, dan juga komunitas usaha lokal yang dilakukan oleh UMKM, Bumdes, dan koperasi.
“Dalam program makan bergizi itu multiple goals dalam konteks pencegahan stunting upaya untuk memanfaatkan pangan lokal untuk pemenuhannya. Bisa mendorong itu sebagai basis dari supply side program makanan bergizi,” ungkapnya.
Kemudian, program makan bergizi gratis juga masih beririsan dengan Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang saat ini masih berlaku. Hal ini sejalan dengan intervensi pencegahan stunting untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Selain itu juga dilakukan intervensi sejak dini pada remaja puteri untuk mencegah anemia, sehingga saat masuk jenjang pernikahan dan nanti menjadi seorang ibu bisa memiliki kandungan sehat.
Lebih lanjut, Deputi Nunung menjelaskan, program makan bergizi menjadi tanggung jawab bersama-sama pemerintah pusat, Kementerian dan Lembaga, bersama pemerintah daerah. Dalam hal ini, dia mendorong supaya pemerintah daerah dapat menggerakkan posyandu untuk menjadi ujung tombak pelaksanaan program makan bergizi dan intervensi gizi.
“Kalau kita bisa menjamin seluruh penduduk Indonesia sehat, seluruh warga negara Indonesia ini memiliki asupan gizi yang baik, maka tentu akan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan nasional. Dan itu harus merata dari Aceh sampai Papua,” jelas Nunung Nuryartono.
Sumber: kemenkopmk.go.id